Perempuan Pengangkut Air Dalam Tradisi Masyarakat Desa Dendun Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan
DOI:
https://doi.org/10.31629/jmm.v5i2.4165Keywords:
Tradisional, Wanita Pengangkut AirAbstract
Desa Dendun merupakan bagian dari Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Desa Dendun memiliki permasalahan mengenai ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dari sinilah dimulailah tradisi membawa air yang dilakukan oleh para wanita desa Dendun. Penelitian ini dilakukan peneliti untuk melihat bagaimana tradisi perempuan pembawa air di desa Dendun tetap lestari hingga saat ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep konstruksi sosial dan tradisi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Informan penelitian ini adalah masyarakat Desa Dendun, baik ayah maupun anak laki-laki, serta ibu dan anak perempuan. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Analisis data digunakan dengan model metodologi penelitian kualitatif Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tradisi mengangkut air yang dilakukan oleh perempuan di Desa Dendun hingga saat ini tidak lepas dari peran masyarakat khususnya keluarga dan lingkungan sosialnya. Anak perempuan dan laki-laki telah diajarkan untuk mengangkut air sejak usia dini, tetapi ketika mereka tumbuh dewasa kegiatan transportasi air hanya menjadi bagian dari kehidupan perempuan di desa Dendun. Selain itu, ada nilai-nilai yang dibangun di masyarakat bahwa membawa air bermanfaat bagi ibu hamil, mengangkut air sebagai kebutuhan, mengangkut air sebagai bentuk kasih sayangReferences
A. Suryaman, Mustari. 2009. Hukum Adat Dulu, Kini dan akan Datang. (Makassar : Pelita Pustaka).
Bhasin, Kamla. 1996. Menggugat Patriarki, Pengantar tentang Persoalan Dominasi terhadap Kaum Perempuan (terjemahan). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Bogdan dan Taylor. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Graha Ilmu, Jogjakarta.
Eisensten, Haster. 1984. Contemporary Feminist Thought. Massachussets. G.K. Hall & Co
Hakim, Moh. Nur. 2003. “Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatismeâ€ÂÂAgama dalam Pemikiran Hasan Hanafi (Malang: Bayu Media Publishing)
Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Lailatusifah, S.N.F. 2003. Kesadaran akan Kesetaraan Gender dan Kepuasan Perkawinan pada Suami Istri Pekerja Ganda. Insight Jurnal Psikologi.
Mahmud Syaltut, Syaikh. Fatwa-fatwa Penting Syaikh Shaltut (Dalam hal Aqidah perkara Ghaib dan Bid’ah)
Marshall, C dan Rossman B.G. 1989. Designing Qualitatif Research. India: Sage Publications, Inc
Nurcahyo. A. 2016. Relevansi budaya patriaki dengan partisipasi politik dan keterwakilan perempuan di parlemen. Jurnal Agastya. Vol. 6 (1).
Partini. 2013. Bias Gender dalam Birokrasi.Yogyakarta: Tiara Wacana
Raga Maran, Rafael. 1999. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Rineka Cipta
Rokhmansyah, Alfian. 2013. Pengantar Gender dan Feminisme. Yogyakarta: Garudhawaca
Setiadi M. Elly. Dkk. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Kencana
Sidi, Gazalba. 1978. Asas Kebudayaan Islam (Jakarta : Bulan Bintang).
Sugiastuti dan Itsna Hadi Septiawan. 2010. Gender dan inferioritas perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Hlm: 96 & 228
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Kamus Sosiologi. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada),
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial 2010, Jakarta: Prenada Media Grup,
Wandi, Gusri. 2015. Rekonstruksi Maskulinitas: Menguak Peran Laki-Laki Dalam Perjuangan Kesetaraan Gender. Kafa’ah: Kajian Gender Vol. V No 2. Padang
Yusilia. H. 2014. Pengarusutamaan gender (PUG) dalam tantangan budaya patriarki. Wardah. Vol.28. (15).