Resiliensi Budaya Tradisional Dugderan Dalam Arus Perubahan Sosial Di Kota Semarang
DOI:
https://doi.org/10.31629/jz8y4q05Keywords:
Dugderan, Warak Ngendog, Cultural TraditionAbstract
The Dugderan tradition is a cultural heritage of Semarang City that is held every year before the month of Ramadan, combining religious values with local cultural expressions. This study examines the transformation of Dugderan from a sacred tradition into a popular cultural festival in the context of modernisation, as well as how this tradition continues to reflect the multicultural identity of Semarang society. Using historical and participatory observation methods, this study traces the historical roots of Dugderan since the 19th century as a response to social fragmentation caused by the colonial policy of ‘divide and rule,’ which later evolved into a symbol of social cohesion and the emergence of the creative economy. Warak Ngendog, the festival's main icon, reflects the acculturation of Javanese, Arab, and Chinese cultures, as well as local wisdom passed down from generation to generation. Findings indicate that despite commercialisation, values of togetherness, tolerance, and cultural identity persist in the Dugderan celebration. However, religious and traditional values are gradually being overshadowed by entertainment and economic orientations. This study underscores Dugderan's role as a space for cultural dialogue, tourism promotion, and cultural preservation amid ongoing globalisation, while emphasising the need for a balanced approach between visual-commercial aspects and the historical, educational, and spiritual values inherent in the tradition.
Downloads
References
Daftar Pustaka
Baihaqi, A. F. (2024). The Dutchman, Chinese Klonthong, Javanese Skippers in Trade on the North Coast of Java in the 18th Century. Jurnal Masyarakat Maritim, 26-135. doi:http://dx.doi.org/10.31629/jmm.v8i2.7269
Hasanah, U. (2016). Penyelenggaraan Tradisi Dugderan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2015 (Studi tentang Nilai-Nilai Dakwah Islam). Skripsi, UIN Walisongo Semarang.
Kartodirdjo, Sartono. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.
Kompasiana. 2025. Dugderan, Tradisi Sambut Ramadhan dan Harmoni Kultural Kota Semarang.https://www.kompasiana.com/muhammadkhamdan3083/67ad1d74c925c404055aac22/dugderan-tradisi-sambut-ramadhan-dan-harmoni-kultural-kota-semarang. Diakses pada tanggal 14 Juni 2025, pukul 16.25.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana. Jln. Kaliurang km 7,8 Kopen Utama 16, Banteng Sleman Yogyakarta.
Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nevin Maulana Rigitta. Anisatul Auliya. (2023). TRADISI DUGDERAN SEBAC STRATEGI PROMOSI PEMASARAN WISATA DI KOTA SEMARANG. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 05 (02), Universitas Indonesia.
Njatrijani, Rinitami. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, Edisi Jurnal (ISSN: 0852-011) Volume 5, Edisi 1, September 2018. Universitas Diponegoro.
Nugroho, H. (2018). Warak Ngendog sebagai Simbol Toleransi dalam Masyarakat Multikultural Semarang. Jurnal Ilmu Budaya, 6(2), 122–137.
Paramitha, R. D. F., & Kaeksi, M. H. (2019). Perkembangan kesenian Warak Dugder di Kota Semarang melalui apropriasi budaya. Melayu Arts and Performance Journal, Vol(3), No(1), 141-142.
Pipit, Tri Hapsari. 2020. Nilai Gotong Royong Dalam Tradisi Dugderan Di Kota Semarang. Skripsi, UNNES. Semarang.
Pranoto, B. (2021). Identitas Lokal dalam Tradisi Dugderan Semarang. Jurnal Sejarah dan Budaya, 12(1), 45–58.
Purbaya, A.A. (2020, 16 April). Pandemi Corona, Tradisi Dugderan Di Semarang Digelar Tanpa Arak-Arakan. Diakses Pada17Juni2025.Dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4979595/pandemi-corona-tradisi-dugderan-di-semarang-digelar-tanpa-arak-arakan?page=2
Rasyidu, De Hafizh Kumara. 2024. Unsur Dan Makna Warak Ngendog Pada Tradisi Dugderan Semarang: Elements And Meaning Of Warak Ngendog In The Dugderan Tradition Of Semarang. Tesis, Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Reksohadiprodjo, S. (1975). Sejarah Kota Semarang. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.
Rezandra. 2025. Dulu Diburu Saat Dugderan, Kini Replika Warak Ngendog Hampir Punah.https://jatengtribunnewscom.cdn.ampproject.org/v/s/jateng.tribunnews.com/amp/2025/02/20/dulu-diburu-saat-dugderan-kini-replika-warak-ngendog-hampir-punah?amp_gsa=1&_js. Diakses pada tanggal 14 Juni 2025, pukul 14.53.
Rigitta, N. M., & Auliya, A. (2023). Tradisi Dugderan Sebagai Strategi Promosi Pemasaran Wisata di Kota Semarang. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 5(2), 3.
Saputri, R. 2017. Tradisi Dugderan di Semarang dan Perubahan Pelaksananya pada Tahun 2004-2009. Skripsi Universitas Diponegoro.
Sibarani, R. (2012). Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Sumiati, Daviana. (2025). Dugderan: Tradisi yang Menyatukan Masyarakat Semarang dalam Nuansa Ramadhan.
Sutrisno, Edi. (2016). Tradisi Dugderan: Representasi Identitas Budaya Multikultural di Semarang. Jurnal Ilmu Budaya, 14(1), 20–34.
Syawaludin, Muhammad. (2017). Teori Sosial Budaya dan Methodenstreit. NoerFikri. Palembang.
Urban, S. R. I. M. (2018). Warak Ngendog Dalam Tradisi Dugderan Sebagai Representasi Identitas Muslim Urban Di Kota Semarang. Jurnal Theologia, 29(2), 339-362.
Wibowo, S. (2023). Pemkot Semarang Gelar Dugderan Pasca Pandemi, Mbak Ita: Ibadah Ramadhan bisa Maksimal. https://nasional.sindonews.com/read/1052799/94/pemkot-semarang-gelar-dugderan-pasca-pandemi-mbak-ita-ibadah-ramadan-bisa-maksimal-1679400182/5. Diakses pada Senin 26 mei 2025.
Yetyana, A, P. 2024. Kearifan Lokal Dugderan: Antara Tradisi dan Modernisasi. https://m.kumparan.com/yetyana-ayu-putriany/kearifan-lokal-dugderan-antara-tradisi-dan-modernisasi-22NFGMvTpdu?utm. Diakses pada 14 Juni 2025.
Yusuf, M. (2023). Tradisi Dugderan di Kota Semarang Perspektif Filsafat Sosial. Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Hal 43-44.
Wawancara dengan Bapak Arif, 27 Februari 2025.
Wawancara dengan Bapak Yono, 26 Februari 2025.
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nova Putri Ramadhan, Dhani Hafizh Raditya, Milatun Nazibah, Ahmad Fauzan Baihaqi (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.