Mapping Potensi Bencana Sosial Di Kota Batam

Authors

  • Wahjoe Pangestoeti Dosen Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Ramadhani Setiawan Dosen Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji

DOI:

https://doi.org/10.31629/jmm.v2i1.1686

Keywords:

Mapping, Konflik, Bencana, Sosial

Abstract

Tranpormasi pembangunan akan memberikan pertama masalah keadilan sehingga semua orang dapat bekerja dan hidup layak tanpa adanya gejolak dan ganguan sosial, kesinambungan sumber daya alam dimana setiap generasi harus memelihara sumberdaya alam dan lingkungan untuk generasi mendatang dan, ketiga partisipasi yaitu keikut sertaan semua pihak dalam pembangunan mulai dari input, proses dan output. Dengan disentuhnya permasalahan di atas, maka pembangunan merupakan gerakan rakyat dan hanya dengan begitu pembangunan akan berdaya guna dan berhasil guna sebagai suatu daya dukung. Kota Batam adalah merupakan wilayah di provinsi Kepulauan Riau dengan penduduk yang paling banyak dan dengan banyak etnis juga mengalami perubahan sosial yang sangat cepat. Gejala perubahan sosial yang terjadi tidak saja dalam artian positif (regressive), tapi juga dalam bentuk negative (degressive), seperti meningkatnya masalah-masalah sosial yang mengakibatkan rusaknya tatanan nilai-nilai sosial dan budaya yang dijunjung tinggi seperti kriminalitas, patologi sosial lainnya yang tidak terkendali, aksi-aksi protes massa, konflik horizontal dan berbagai konflik fisik antar etnis dan kelompok dalam masyarakat

References

Bodine. R., Crawford. D., & Schrumpf. F., (1994). Creating the Peaceable School: A Comprehensive Program for Teaching Conflict Resolution. Champaign, IL: Research Press, Inc.

Castro. A. P and Nielsen. E. (2003). Natural resource conflict management case studies: an analysis of power, participation and protected areas. Food And Agriculture Organization, Rome.

Chris Mitchell, (1981). The Structure of International Conflict, Mac Millan, London,

Crawford. D., & Bodine. R., (1996). Conflict Resolution Education: A Guide to Implementing Programs in Schools, Youth Serving Organizations, and Community and Juvenile Justice Setting. Report Program. USA: Departement of Justice and Department of Education

Dharmawan. H. A. 2007. Seminar dan Lokakarya Nasional Pengembangan Perkebunan Wilayah Perbatasan Kalimantan, dengan tema: â€ÂÂPembangunan Sabuk Perkebunan Wilayah Perbatasan Guna Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Pertahanan Nasionalâ€ÂÂ, Pontianak.

Changh, William. 2001. “Dimensi Etis Konflik Sosialâ€ÂÂ. Kompas. Rabu 2 Februari 2001.

Glasser, W. (1984). Control Theory. New York: Harper & Row. Nairobi Peace Initiative-Africa, National Steering Committee on Peacebuilding and Conflict

Management. 2012. A Validated Report of the National Conflict Mapping and Analysis with Recommendations for Actors. NPI-Africa and the NSC Secretariat, Kenya.

Pusat Penelitian dan Pengabdian Sistem Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2011. “Laporan Pengkajian Hukum Tentang Mekanisme Penangan Konflik Sosialâ€ÂÂ. Kemenkumham RI

Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Alfabeta, Bandung

Yumi, Hastuti, Endang Dwi. Koedoeboen,Hendrik. 2012. Pengelolaan Konflik Sumber Daya Hutan. Kementerian Kehutanan Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Kehutanan Pusat Penyuluhan Kehutanan

Additional Files

Published

2018-07-31

How to Cite

Pangestoeti, W., & Setiawan, R. (2018). Mapping Potensi Bencana Sosial Di Kota Batam. Jurnal Masyarakat Maritim, 2(1), 1–15. https://doi.org/10.31629/jmm.v2i1.1686