UPAYA GERAKAN ME TOO DALAM MENGHADAPI KEKERASAN DAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI KOREA SELATAN

Penulis

  • febi triyanti universitas maritim raja ali haji
  • Indri Yohana S.M Hutabarat Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Saritarahma41@gmail.com Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Sekar Rachmawati Universitas Lampung

Kata Kunci:

Pelecehan seksual, gerakan Me Too, Korea Selatan

Abstrak

Isu mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan sebuah isu yang dapat ditemukan diberbagai negara, baik di negara maju maupun berkembang. Sebagai salah satu negara maju, Korea Selatan juga memiliki banyak sekali isu mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan di negaranya. Hal tersebut terjadi akibat dari adanya budaya patriarki dan konfusianisme yang melekat dalam masyarakat Korea Selatan itu sendiri. Sehingga menyebabkan adanya superrior yang dimiliki laki-laki untuk mengendalikan dan mendominasi perempuan. Hal tersebut tentulah menjadi pendorong bagi kaum laki-laki untuk melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan karena perempuan ditempatkan sebagai objek seksualitas laki-laki. Padahal, sebagai sesama seorang manusia, seharusnya antara kaum laki-laki maupun perempuan dapat memiliki hak yang sama dan berada pada tingkat yang setara tanpa mendominasi atau menjadikan salah satunya sebagai objek seksual semata. Maka dari itu, dalam menanggapi hal tersebut, banyak sekali gerakan-gerakan feminis yang bermunculan di Korea Selatan, salah satunya adalah gerakan Me Too yang berupaya untuk memberdayakan perempuan dan  dan melawan budaya patriarki untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki melalui kampanye baik di media sosial maupun secara langsung.

 

Biografi Penulis

Indri Yohana S.M Hutabarat , Universitas Maritim Raja Ali Haji

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

Saritarahma41@gmail.com, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

Sekar Rachmawati , Universitas Lampung

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

Referensi

(2018, Agustus 9). Retrieved Desember 14, 2021, from JPNN: https://www.jpnn.com/news/perempuan-korsel-hidupku-bukan-pornografi-mu.
Arbar, T. F. (2020, July 9). Presiden Korsel Tersandung Kasus Kekerasan Seksual, Kok Bisa? Retrieved Desember 4, 2021, from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200709143106-4-171454/presiden-korsel-tersandung-k asus-kekerasan-seksual-kok-bisa
Aziz, A. (2007). Feminisme Profetik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Azizah, K. N. (2021, Desember 11). Deretan Negara Legalkan Kebiri Untuk Predator Seks, Indonesia Termasuk. Retrieved Desember 14, 2021, from Detik Health: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5850041/deretan-negara-legalkan-kebiri-untuk-pred ator-seks-indonesia-termasuk
Country Reports On Human Right Practices: Republic of Korea. (2020). Retrieved Desember 8, 2021, from U.S Department of State: https://www-state-gov.translate.goog/reports/2020-country-reports-on-human-rights-practices/so uth-korea/
Evans, A. (2018). #MeToo: A Study on Sexual Assault as Reported in the New York Times. Occam's Razor: Vol. 8 , Article 3.
Friedan, B. (1963). The Feminine Mystique. United States: W. W. Norton.
Jackson, R., & Sorensen, G. (2005). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kekerasan Seksual. (2018, Oktober). Retrieved Desember 13, 2021, from Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia: file:///C:/Users/Asus/Downloads/MaPPI-FHUI-kekerasan-seksual.pdf
Khomami, N. (2017, Oktober 20). #MeToo: how a hashtag became a rallying cry against sexual harassment. Retrieved Desember 11, 2021, from Theguardian: https://www.theguardian.com/world/2017/oct/20/women-worldwide-use-hashtag-metoo-againstsexual-harassment
Kusuma, Z. E. (2020). Transnational Advocacy Network Strategies of #MeToo in Influencing The Policy Change Regarding The Issue of Sexual Harassment in South Korea. Undergraduate Thesis.
Rochaety, N. (2014). Menegakkan HAM Melalui Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Korban Kekerasan Di Indonesia. Palastren, Vol.7, No,1 , 19.
Sample, M. (n.d.). #MeToo Movement in South Korea. Retrieved Oktober 12, 2021, from Asiasociety: https://asiasociety.org/korea/metoo-movement-south-korea
Schieber, O. (2020, Agustus 10). South Korea Needs to Contend With Sexual Violence. Retrieved Desember 4, 2021, from Foreignpolicy.com: https://foreignpolicy.com/2020/08/10/south-korea-needs-to-contend-with-sexual-violence/
Setyawati, W. (2000). Isu Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dalam Agenda Hak Asasi Manusia Internasional. Global, No.6 , 62.
Sexual Harassment in South Korea. (n.d.). Retrieved Desember 9, 2021, from Hanyang DIS: http://dis.hanyang.ac.kr/lyceum-vol-1/sexual-harassment-in-south-korea/
Strother, J. (2019, November 11). South Korea’s #MeToo Movement Challenges Workplace Sexual Harassment. Retrieved Desember 9, 2021, from VOA: https://www.voanews.com/a/east-asia-pacific_south-koreas-metoo-movement-challenges-workpl ace-sexual-harassment/6179152.html
Zaini, N. (2014). Representasi Feminisme Liberal Dalam Sinetron: “Analisis Semiotika Terhadap Sinetron Kita Nikah Yuk”. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 209-226.
Zhafirah, R. (2021). Gerakan Sosial #MeToo Dalam Melawan Pelecehan dan Kekerasan Seksual di Korea Selatan. Skripsi

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-07-28

Cara Mengutip

triyanti, febi, Yohana S.M Hutabarat , I., Sarita, R. ., & Rachmawati , S. (2023). UPAYA GERAKAN ME TOO DALAM MENGHADAPI KEKERASAN DAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI KOREA SELATAN. Regalia: Jurnal Riset Gender Dan Anak, 2(1), 73–85. Diambil dari https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/5107