Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga
<p>Riset Gender dan Anak Journal with e-ISSN: 2962-3979, published by Study Center of Gender dan Children (PSGA) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kepualaun Riau. The word Regalia comes from English which means symbol of greatness.The editor invites scientists, scholars, professionals, practitioners and researchers in various disciplines to contribute, both of research articles and literature reviews that is concerned with <em>gender, children, elderly, and difabel studies in various perspectives including Islamic studies, religion, culture, politic, education, psychology, sexual harassment, parenting, race and minority class, language and literature, and feminism</em>. The manuscripts accepted will be published after selection, review of sustainable reviewers, and editing process</p>Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAHen-USRegalia: Jurnal Riset Gender dan Anak 2962-3979KONSEP PEMBERDAYAAN: PENYULUHAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI PEREMPUAN DALAM KONTEKS PERTANIAN BERBASIS GENDER
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/6386
<p>Empowering women farmers is key to increasing sustainability and food security in modern agrarian societies. This article examines theoretically including the theoretical basis underlying the empowerment of women farmers, with a focuson gender equality; community-based development; and sustainable agriculture. Through in-depth study, this article discusses agricultural extension which plays an important role in empowering women farmers. This research explores the empowerment of women farmers which involves a series of steps and strategies to increase their knowledge, skills, access and confidence in managing agricultural businesses and improving the welfare of their families and communities. Some of the main interventions to empower women farmers are through education and training; access to resources; market increase and added value; social welfare and health aspects; aspects of environmental awareness; technology empowerment; and advocacy and equality. This article presents a theoretical method that provides an in-depth view of th eimportance of inclusion and gender equality in the transformation of the agricultural sector. Policy implications and future research directions provide insights for policymakers, practitioners, and researchers interested in supporting sustainable and inclusive agriculture through empowering women farmers. By strengthening the role of women farmers, we can achieve the national goal of sustainable and fair food security for all.</p>sumartan
Copyright (c) 2023 sumartan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-302023-11-3022INTERAKSI SOSIAL LANSIA BINAAN DINAS SOSIAL KOTA TANJUNGPINANG
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/6464
<p>Interaksi sosial merupakan hubungan antara satu individu dengan individu lain, interaksi sosial terjadi apabila adanya hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya. Interaksi yang dilakukan pada lansia binaan Dinas Sosial adalah saat para lansia binaan Dinas Sosial melakukan tindakan terhadap sesuatu dan memiliki dasar bagi sesama lansia nya. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin lebih bisa menjelaskan dan mengeksplorasi tentang interaksi dari para lansia yang menjadi binaan dinas sosial kota Tanjungpinang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi observasi,wawancara dan dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian mengenai interaksi Sosial Lansia binaan Dinas Sosial Kota Tanjungpinang yang dilakukan di Rumah Bahagia Embung Fatimah, dapat disimpulkan bahwa interaksi yang terjadi dari para lansia penghuni rumah bahagia tersebut saat mereka melakukan interaksi dengan para lansia lainnya mereka lebih atas dasar kepentingan karena mereka jika tidak digerakkan oleh pihak rumah bahagia maka para lansia binaan tersebut mereka akan lebih bersifat individualis dimana lansia tersebut akan menyibukkan diri dengan aktifitasnya masing-masing.</p>Endri Bagus PrastiyoEndri SanopakaYelly EllandaThasa Nadia
Copyright (c) 2023 Endri Bagus Prastiyo, Endri Sanopaka; Yelly Ellanda, Thasa Nadia
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-302023-11-30224155PEMBERDAYAAN LANSIA TERLANTAR DI RUMAH BAHAGIA EMBUNG FATIMAH KOTA TANJUNGPINANG
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/6395
<div> Penelitian ini tentang upaya pemberdayaan lansia terlantar di Rumah Bahagia Embung Fatimah, Kota Tanjungpinang. Lansia terlantar merupakan kelompok rentan yang sering kali diabaikan dalam masyarakat, dan pemberdayaan mereka adalah suatu hal yang krusial untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petugas Rumah Bahagia Embung Fatimah dan staf di Dinas Sosial Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan lansia terlantar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara fisik maupun psikologis. Program-program pemberdayaan yang melibatkan beragam kegiatan 19eseha dan pelayanan kesehatan telah memberikan manfaat yang signifikan bagi lansia terlantar yang menghuni Rumah Bahagia Embung Fatimah. Selain itu, peran staf di sana dengan pihak-pihak terkait sangat penting dalam memastikan keberlangsungan pemberdayaan ini. </div>Farhan AzidanRiki Riundi IslamiNikodemus Niko
Copyright (c) 2023 Farhan Azidan, Riki Riundi Islami, Nikodemus Niko
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-302023-11-30221925PERAN GURU DALAM PENANGGULANGAN JUVENILE DELINQUENCY DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/5889
<p>Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini</p> <p>jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar dan</p> <p>pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai</p> <p>semacam kualifikasi formal. Kenakalan remaja merupakan gejala</p> <p>patologis sosial pada remaja yang disebaban oleh suatu bentuk</p> <p>pengabaian sosial yang pada akhirnya meyebabkan perilaku</p> <p>menyimpang. Remaja merupakan aset masa depan bangsa. Hal</p> <p>tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi</p> <p>masyarakat yang kini semakin marak sehingga Peran guru</p> <p>terhadap tingkah laku peserta didik di sekolah ataupun di luar</p> <p>sekolah sangat besar. Guru berperan aktif dalam perkembangan</p> <p>karakter positif anak, dalam hal ini akan membahas tentang</p> <p>kenakalan yang terjadi pada anak Sekolah Menengah Pertama</p> <p>(SMP).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh</p> <p>peran guru dalam mencegah kenakalan remaja khususnya di</p> <p>Sekolah Menengah Pertama (SMP).Adapun metode penelitian ini</p> <p>menggunakan metode yuridis normative dan yuridis empiris.</p> <p>Pendekatan yuridis normative dimaksudkan untuk melakukan</p> <p>pengkajian secara yuridis terhadap kenakalan remaja yang</p> <p>merupakan suatu tindak kejahatan. Sehingga dapat disimpulkan</p> <p>bahwa guru memiliki peranan penting dalam mengatasi kenakalan</p> <p>siwa dalam proses pembelajaran. Dalam mengatasi kenakalan</p> <p>peserta didik guru dapat menggunakan strategi manajemen yang</p> <p>terdiri dari intervensi minor dan moderat, strategi penanganan</p> <p>disiplin kelas terdiri dari cara menangani gangguan ringan,</p> <p>gangguan berat, dan perilaku agresif, menciptakan lingkungan</p> <p>yang aman. Sehingga tercipta proses pembelajaran yang tenang</p> <p>dan efektif sehingga dapat memanimalisir kenakalan remaja.</p>Ferdi HidayatPratiwi Reka Saputri Nesa Tria AnendriAyu Effritadewi
Copyright (c) 2023 Ferdi Hidayat, Pratiwi Reka Saputri , Nesa Tria Anendri, Ayu Effritadewi
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-292023-11-292217Peran Pekerja Sosial Dalam Proses Adaptasi Sosial Warga Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW ) Bengkulu
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/5494
<p>Peran Pekerja Sosial dalam Proses Adaptasi Sosial Warga Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu. Pekerja sosial sebagai edukator diantaranya memberikan pemahaman berupa pengetahuan terhadap kemampuan untuk berperan aktif menjalani kehidupan dalam panti. Lansia harus mampu memahami bahwa mereka harus mandiri serta harus mampu bersosialisasi, sehingga lansia tidak merasa rendah diri tinggal dalam panti. Peran edukator yang dilakukan pekerja sosial dalam memberikan dukungan kepada lanjut usia untuk tetap dapat dilakukan aktifitas secara mandiri serta tidak memiliki prasangka bahwa lanjut usia merupakan golongan lemah. Pekerja sosial yang bertindak sebagai pembela (advokad) bahwa pekerja sosial dapat menolong lanjut usia agar dapat berkomunikasi ataupun berpendapat dalam menyelesaikan setiap konflik. Peran mediator yang dilakukan pekerja sosial untuk meningkatkan semangat dan memberi motivasi kepada lanjut usia untuk memaksimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan level produktifitas serta pengelolaan usaha penyelesaian konflik secara efektif dan efisien. Peran pekerja sosial sebagai pemungkin (Enabler) yaitu memberikan bimbingan kepada lanjut usia yang didampingi dengan cara memberi motivasi atau dorongan semangat agar lanjut usia lebih bisa menerima kondisi yang sedang dialaminya, serta menjaga kondisi psikologis dari lanjut usia agar tetap stabil.</p>wiswinartin
Copyright (c) 2023 wiswinartin
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-302023-11-3022918 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN BERCADAR DI DESA TELUK BATANG KECAMATAN TELUK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA, KALIMANTAN BARAT
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/jga/article/view/6449
<p>Tulisan ini mengangkat judul mengenai persepsi masyarakat terhadap perempuan bercadar di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Persepsi masyarakat terhadap wanita bercadar cukup menarik untuk dibahas mengingat adanya persepsi kurang baik yang ditemukan. Metode dalam Penulisan ini merupakan Penulisan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan untuk menganalisis pada Penulisan ini adalah teori Konstruksi Sosial oleh Thomas Luckman dan Peter Ludwig Berger. Hasil dari Penulisan ini menunjukan bahwa persepsi masyarakat Desa Teluk Batang terhadap perempuan yang menggunakan cadar beragam sesuai dengan pengetahuan, pengalaman dan pendidikan masing-masing. Hasil yang ditemukan ada sebagian masyarakat persepsinya negatif yang mengatakan bahwa mereka risih ketika bertemu dengan perempuan yang menggunakan cadar dan mereka juga mengatakan bahwa perempuan yang menggunakan cadar sedikit tertutup kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sebagain lain persepsinya positif mengatakan bahwa orang yang memakai cadar itu perilakunya baik, bahasanya lembut dan sopan.</p>Yaya SaputriDesca Thea PurnamaPabali MusaHerlan HerlanZakiah Hasan Gafar
Copyright (c) 2023 Yaya Saputri, Desca Thea Purnama, Pabali Musa, Herlan Herlan, Zakiah Hasan Gafar
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2023-11-302023-11-3022