Relevansi Pemikiran Paulo Freire dengan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama
DOI:
https://doi.org/10.31629/jg.v6i1.3117Keywords:
Paulo Freire, berpikir kritis matematisAbstract
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan mendeskripsikan pemikiran Paulo Freire dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sekolah menengah pertama (SMP) serta untuk melihat ada tidaknya relevansi atau hubungan antara keduanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitin kualitatif dengan desain kepustakaan. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer (utama) yang diperoleh dari buku, pemikiran dan karya yang ditulis Paulo Freire dan data sekunder sebagai data pendukung dari data primer yang diperoleh dari jurnal, buku dan laporan hasil penelitian yang relevan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana data diolah dan dianalisis sesuai dengan studi literatur yang sudah dikumpulkan dan kemudian dideskripsikan untuk memperoleh hasil dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya relevansi antara pemikiran Paulo Freire dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP diantaranya yaitu, (1) dalam pembelajaran matematika, siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui metode inquiry dan dialog terbuka yang sesuai dengan konsep pendidikan humanis Paulo Freire, (2) standart isi pelajaran matematika sekolah dasar dan menengah yang menuntut adanya perkembangan berpikir kritis dalam diri siswa yang sejalan dengan buah pemikiran dari Paulo Freire, (3) memposisikan siswa sebagai partner belajar atau subjek di dalam proses pembelajaran.
Downloads
References
Abdillah, R. (2017). Analisis teori dehumanisasi pendidikan Paulo Freire. Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam, 2(1), 1–21.
Abdullah, I. H. (2013). Berpikir kritis matematik. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1), 66–75. https://doi.org/10.18860/jt.v0i0.1442
Al-Fadhil, M. (2016). Mazhab pendidikan kritis; Proses humanisasi pendidikan. MUDARRISUNA (Media Kajian Pendidikan Agama Islam), 6(1), 33–52.
Danaryanti, A., & Lestari, A. T. (2017). Analisis kemampuan berpikir kritis dalam matematika mengacu pada watson-glaser critical thinking appraisal pada siswa kelas VIII SMP Negeri di Banjarmasin Tengah tahun pelajaran 2016/2017. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 116–126. https://doi.org/10.20527/edumat.v5i2.4631
Darwis, M. (2016). Paradigma baru pendidikan dalam perspektif pemikiran Paulo Freire. FITRA, 2(2), 62–68.
Freire, P. (2000). Pedagogy of freedom: Ethics, democracy, and civic courage. Rowman & Littlefield.
Freire, P. (2005). Pedagogy of the oppressed. Bloomsbury.
Freire, P. (2008). Pendidikan kaum tertindas. LP3ES.
Freire, P. (2013). Education for critical consciousness. Bloomsbury.
H.D., A. (2010). Language minority students in american schools: An education in english. Lawrence Erlbaum Associates.
Habudin, I. (2016). Konstruksi pendidikan yang memanusiakan manusia: Transformasi pemikiran paulo freire dalam konteks pendidikan inklusif. Jurnal Difabel, 3(3), 1–19.
Haeruman, L. D., Rahayu, W., & Ambarwati, L. (2017). Pengaruh model discovery learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan self-confidence ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa SMA di Bogor Timur. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika, 10(2), 157–168. https://doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2040
Hanif, M. (2014). Desain pembelajaran untuk transformasi sosial (studi perbandingan pemikiran paulo freire dan ivan illich tentang pendidikan pembebasan). KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 8(2), 113–128. https://doi.org/10.24090/komunika.v8i2.752
Hidayat, F., Akbar, P., & Bernard, M. (2019). Analisis kemampuan berfikir kritis matematik serta kemandiriaan belajar siswa smp terhadap materi spldv. Journal On Education, 01(02), 515–523.
Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin. (2014). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa smp melalui pembelajaran berbasis masalah. Kreano: Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 157–169. https://doi.org/10.15294/kreano.v5i2.3325
Mahmuzah, R. (2015). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa smp melalui pendekatan problem posing. Jurnal Peluang, 4(1), 64–72.
Maufur, H. F. (2009). Sejuta jurus mengajar mengasyikkan. PT Sindur Press.
Moenawar, M. G., Priatna, W. B., & Santoso, H. (2019). Consciousness raising dan partisipasi politik suku baduy di era digital (tinjauan awal). Jurnal Komunikasi Pembangunan, 17(1), 69–80. https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.17.1.69-80
Mualim, K. (2017). Gagasan pemikiran humanistik dalam pendidikan (perbandingan pemikiran naquib al-attas dengan Paulo Freire). Al-ASASIYYA: Journal Of Basic Education, 01(02), 1–18.
Nuryanti, L., Zubaidah, S., & Diantoro, M. (2018). Analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(2), 155–158. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/10490
Nuryatno, M. A. (2011). Mazhab Pendidikan Kritis. Resist Book.
Pratama, A. I. (2019). Inovatif dan konservatif dalam menghadapi era 4.0. tantangan guru menyikapi generasi digital-milineal. Seminar Nasional 2019 Islamisasi Ilmu Pengetahuan Di Era Revolusi Industri 4.0 (Makna Dan Tantangannya) Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Vol.1(No. 1), 23–33.
Roberts, P. (2000). Education, literacy, and humanization: exploring the work of Paulo Freire. Bergin & Garvey.
Robikhah, A. S. (2018). Paradigma pendidikan pembebasan paulo freire dalam konteks pendidikan agama islam. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 1(01), 1–16. https://doi.org/10.37542/iq.v1i01.3
Rohinah. (2019). Re-konsientisasi dalam dunia pendidikan (membangun kesadaran kritis melalui pemikiran Paulo Freire). Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1), 1–12. http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jtjik/article/view/2355
Salami, N., & Widyanto, A. (2018). Etika interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik menurut perspektif al-zarnuji dan Paulo Freire. DAYAH: Journal of Islamic Education, 1(2), 164–181. https://doi.org/10.22373/jie.v1i2.2945
Sari, A. A. I., & Wutsqa, D. U. (2019). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan pendekatan inquiry berorientasi kemampuan berpikir kritis. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, 14(1), 56–70. https://doi.org/10.21831/pg.v14i1.27303
Shor, I., & Freire, P. (1987). What is the “dialogical method†of teaching?. Journal Of Education, 169(3), 11–31.
Suardi, M. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Deepublish.
Sulistiani, E., & Masrukan. (2016). Pentingnya berpikir kritis dalam pembelajaran matematika untuk menghadapi tantangan MEA. Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri Semarang, 605–612.
Syahbana, A. (2012). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pendekatan contextual teaching and learning. Edumatica, 02(01), 45–57. https://doi.org/10.30822/asimtot.v2i2.769
Tabrani, Z. A. (2014). Isu-isu kritis dalam pendidikan islam perspektif pedagogik kritis. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 13(2), 250–270.
Topatimasang, R., Rahardjo, T., & Fakih, M. (2015). Pendidikan popular: Membangun kesadaran kritis. INSISTPress.
Zaini, M., & Agustina, W. (2016). Kajian kritis perilaku humanitas pendidik terhadap peserta didik dalam proses pendidikan di kota Malang. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 2(2), 373–388. https://doi.org/10.22219/jinop.v2i2.3490