Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah PISA Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Komputasi
DOI:
https://doi.org/10.31629/kiprah.v8i1.2063Keywords:
Berpikir Kritis, Berpikir Komputasi, Penalaran, PISAAbstract
Kemampuan bernalar, khususnya berpikir kritis siswa Indonesia masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil PISA 2018 yang menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-7 dari bawah. Beranjak dari hal tersebut, peneliti akan mendeskripsikan proses berpikir kritis ditinjau dari kemampuan berpikir komputasi siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan wawancara. Sedangkan penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil 3 subjek usia 15 tahun jenjang SMP yang memilki kemampuan berpikir komputasi tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses mengerjakan instrumen tes berupa soal PISA, berdasarkan aspek informasi subjek yang memilki kemampuan berpikir komputasi tinggi memenuhi indikator jelas, tepat, dan relevan. Selain itu subjek tersebut memenuhi indikator tepat dan relevan berdasarkan aspek konsep dan ide. Sedangkan pada aspek sudut pandang memenuhi indikator jelas dan luas, namun pada aspek penyimpulan subjek hanya memenuhi indikator logis.