Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Bangun Datar dan Bangun Ruang
DOI:
https://doi.org/10.31629/kiprah.v8i2.2071Keywords:
miskonsepsi, matematika, bangun datar, bangun ruang, sekolah dasarAbstract
Matematika merupakan bidang studi yang memegang peranan penting dalam pendidikan. Geometri adalah salah satu materi dari matematika yang diajarkan di sekolah dasar. Geometri sering dianggap sebagai materi yang paling sulit dipahami karena memiliki istilah-istilah yang tidak mudah untuk dipahami. Permasalahan geometri yang paling sering muncul di sekolah dasar adalah miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi siswa pada materi bangun datar dan bangun ruang, penyebab, dan solusi penanganannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Subjek penelitian ini adalah 56 siswa siswa kelas 5 SDN 2 Karangreja dan SDN 1 Sirandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada materi: (1) posisi posisi segiempat, istilah segiempat, dan hubungan antar bentuk-bentuk segiempat; (2) istilah luas daerah bangun datar; (3) alas prisma; (4) garis tinggi limas; (5) sisi balok; dan (6) rusuk kerucut. Miskonsepsi siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) penjelasan guru yang tidak menyeluruh; (2) siswa belum memahami istilah-istilah dasar seperti sisi, rusuk, dll.; (3) siswa terbiasa dengan posisi bangun datar atau bangun ruang yang horizontal; (4) pembelajaran tanpa visualisasi benda konkret. Adapun solusi penanganannya adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang konkret dan menarik, dan menjelaskan perbedaan istilah-istilah bangun datar maupun bangun ruang secara menyeluruh.
Mathematics is a field of study that plays an important role in education. Geometry is one of the materials from mathematics taught in elementary schools. Geometry is often considered the most difficult material to understand because it has terms that are not easy to understand. The most common geometry problem that arises in elementary schools is misconception. This study aims to analyze students' misconceptions on two-dimensional figure material and geometry, their causes, and their handling solutions. The research method used is qualitative with a descriptive exploratory approach. The subjects of this study were 56 fifth grade students of SDN 2 Karangreja and SDN 1 Sirandu. The results showed that there were students' misconceptions on the material: (1) quadrilateral positions, quadrilateral terms, and relationships between quadrilateral forms; (2) the term area of ​​a two-dimensional figure; (3) the base of the prism; (4) pyramid altitude; (5) cuboid side; and (6) cone edge. Student misconceptions are caused by several factors, namely (1) incomplete teacher explanation; (2) students have not yet understood basic terms such as sides, edges, etc.; (3) students are accustomed to horizontal two-dimensional figure or geometry positions; (4) learning without visualization of concrete objects. The solution is to use concrete and interesting learning media, and explain the differences in terms of two-dimensional figures and geometry as a whole.