SOSIALISASI BAHAYA PENGGUNAAN FORMALIN PADA PRODUK HASIL PERIKANAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.31629/jme.v7i1.7061Kata Kunci:
Formalin, Pulau Pramuka, SosialisasiAbstrak
Formalin merupakan bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi organ tubuh manusia apabila dikonsumsi. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, tentang bahaya penggunaan formalin pada produk hasil perikanan. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi secara umum terdiri atas tahap persiapan, tahap sosialisasi dan tahap evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat setelah dilakukan kegiatan sosialisasi. Terlihat ada 3 partisipan mengalami peningkatan sebesar 100%. Kemudian ada 6 partisipan yang mengalami peningkatan sebesar 80%, 2 partisipan mengalami peningkatan 70%, 3 partisipan yang mengalami peningkatan 60%, 4 partisipan yang masing-masing mengalami peningkatan 50% dan 40%, 3 partisipan yang mengalami peningkatan 30%. Secara keseluruhan rata-rata peningkatan pengetahuan dan pemahaman responden sebesar 60%.
Unduhan
Referensi
Adisasmita AP, Yuliawati S, & Hestiningsih R. 2015. Survei Keberadaaan Formalin pada Produk Perikanan Laut Segar yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Mayarakat. 3(3): 109-119. https://doi.org/10.14710/jkm.v3i3.12100
Assuyuti YM, Zikrillah RB, Tanzil MA, Banata A, & Utami P. 2018. Distribusi dan Jenis Sampah Laut serta Hubungannya Terhadap Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka, Panggang, Air, dan Kotok Besar di Kepulauan Seribu Jakarta. Biosfera. 35(2): 91-102.
Hadiwiyanto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid 1. Yogyakarta: Liberty.
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
Kordi K MGH. 2010. A to Z Budi Daya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik, dan Obat- obatan. Yogyakarta: Andi Publisher.
Noordina N, Fatimah AB, & Farhana YC B. 2011. Formaldehyde Content and Quality Characteristics of Selected Fish and Seafood from Wet Markets. International Food Research Journal. 18: 125-136.
Marwa KJ, Mcharo G, Mwita S, Katabalo D, Ruganuza D, & Kapesa A. 2021. Disposal practices of expired and unused medications among households in Mwanza, Tanzania. PLoS ONE. 16(2): e0246418. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0246418
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES RI). 1976. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta
Ratnani RD. 2009. Bahaya Bahan Tambahan Makanan bagi Kesehatan. Majalah Ilmiah Momentum. 5(1):16-22. http://dx.doi.org/10.36499/jim.v5i1.146
Saktiningsih H, Putri CA, Andriansyah MF, Niaga SD, & Ningsih YC. 2023. Bahaya Formalin, Rhodamin B, dan Borak pada Makanan Terhadap Kelangsungan Fungsi Organ. Jurnal Pengemas Kesehatan. 2(2): 19-26. https://doi.org/10.52299/jpk.v2i02.36
WHO. 2001. Air Quality-Second Edition. Copenhagen, Denmark.
Yanuarti R, Cahyani A, Firdaus D, Febriana F, Malahayati P, Nabila NA, & Pratama G. 2024. Sosialisasi dan Penyuluhan Penggunaan Obat yang Benar (DAGUSIBU) pada Masyarakat Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Journal of Maritime Empowerment. 6(2): 39-45. https://doi.org/10.31629/jme.v6i2.6851
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Rini Yanuarti, Ginanjar Pratama, Itok Dwi Kurniawan
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.