Kelimpahan Kuda Laut serta Hubungannya dengan Kerapatan Sargassum sp. dan Kelimpahan Copepoda di Perairan Desa Sebong Pereh, Kabupaten Bintan

Penulis

  • Azzahra Maulidina Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Alsha Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Nur Salsa Billa Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Putri Juniaty Br Ompsunggu Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Alief Kurnianto Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Tri Apriadi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111

DOI:

https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v7i2.6347

Kata Kunci:

Kuda Laut, Sargassum sp., Copepoda, Hippocampus sp., Bintan

Abstrak

Penelitian mengenai deteksi keberadaan Hippocampus sp. melalui Sargassum sp. dan Copepoda telah dilaksanakan di Perairan Desa Sebong Pereh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan keberadaan Hippocampus sp. melalui Sargassum sp. dan Copepoda di Perairan Desa Sebong Pereh. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling dengan bantuan software QGIS (Quantum GIS) sebanyak 2 stasiun dan 3 kali pengulangan. Untuk pengambilan Copepoda menggunakan Planktonnet dengan cara statis sebanyak 100L. Hasil penelitian menjelaskan bahwa keberadaan kuda laut berhubungan erat dengan kelimpahan Sargassum sp., dan juga dengan copepoda. Dimana Sargassum sp. sendiri merupakan habitat dari keberadaan kuda laut lah tersebut menjadi alasan apabila Sargassum sp. dalam kondisi baik maka akan ada kuda laut yang berhabitat disana. Copepoda sebagai makanannya juga sangatlah berpengaruh dimana apabila kelimpahan copepoda banyak maka kuda laut akan berhabitat dimana terdapat makanannya. Hasil pengukuran secara keseluruhan kualitas perairan pada 2 lokasi penelitian dapat dikatakan baik karena sesuai Baku Mutu Air Laut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Al Qodri, A.H., Sudjiharno, & Hermawan, A. (1998). Pemeliharaan Induk dan Pematangan Gonad. Direktorat Jenderal Perikanan. Balai Budidaya Laut. Lampung.

Annisa, N., Adriman, & Fauzi, M. (2022). Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Pesisir Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat. Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan Akuatik. 3(2). Retrieved from https://jsla.ejournal.unri.ac.id/index.php/ojs/article/view/66

Asmanelli & Andreas, I.P. (1993). Beberapa Catatan Mengenai Kuda Laut dan Kemungkinan Pengembangannya. Oseana. 18(4): 145-151.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 257p.

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. 198p.

Fianda, C., Pratomo, A., & Idris, F. (2015). Identifikasi dan Inventarisasi Jenis Kuda Laut (Hippocampus sp.) yang Hidup di Perairan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Repository UMRAH.

Flynn, A.J., & Ritz, D.A. (1999). Effect of habitat complexity and predatory style on the capture success of fish feeding on aggregated prey. J. Mar Biol. Ass. U.K. 79 (03): 487-494. https://doi.org/10.1017/S0025315498000617

Foster, S.J., & Vincent, A.C.J. (2004). Life History and Ecology of Seahorse: Implication for Conservation and Management. Journal of Fish Biology. 65 (1): 1-61. https://doi.org/10.1111/j.0022-1112.2004.00429.x

Hidayani, S., Apriadi, T., & Kurniawan, D. 2018. Copepoda sebagai Indikator Keberadaan Kuda Laut (Hippocampus sp.) di Perairan Desa Sebong Pereh, Bintan. Jurnal Akuatiklestari. 1(2): 32-37. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v1i2.2294

Ifadah, A. (2011). Analisis Metode Principal Component Analysis (Komponen Utama) dan Regresi Ridge dalam Mengatasi Dampak Multikolinearitas dalam Analisis Regresi Linear Berganda. [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Lutfiawan, M., & Karnan, L.J. (2015). Analisis Pertumbuhan Sargassum sp. Dengan Sistem Budidaya Yang Berbeda Di Teluk Ekas Lombok Timur Sebagai Bahan Pengayaan Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jurnal Biologi Tropis. 15(2): 129-138. http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v15i2.157

Perkins, E.J. (1974). The biology of estuaries and coastal waters. Academic Press. London and New York. 678p.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Putri, M.R.A., Suryandari, A., & Haryadi, J. (2019). Sumberdaya kuda laut (Hippocampus sp.) di Perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 4(1):27-40. https://doi.org/10.14203/oldi.2019.v4i1.194

Rabiansyah, Pratomo, A., & Irawan, H. (2015). Studi Ekologi Kuda Laut (Hippocampus) di Perairan Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Repository UMRAH.

Richmond, R.H. (1993). Coral reefs: present problems and future concerns resulting from anthropogenic disturbance. American Zoologist. 33: 524-536.

Santoso, B. (2014). Analisis Jenis Makanan Kuda Laut Hippocampus barbouri, (Jordan & Richardson, 1908) pada Daerah Padang Lamun di Kepulauan Tanakeke, Takalar, Sulawesi Selatan. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Saraswati, S.A., & Pebriani, D.A.A. (2016). Monitoring Populasi Kuda Laut di Perairan Pantai Padang Bai Karangasem Bali. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan. 7(2): 100-105. https://doi.org/10.5281/jsapi.v7i2.310

Simon & Schuster. (1997). Simon And Schuster’s Complete Guide to Freshwater and Marine Aquarium Fishes. Simon and Schuster, Inc. New York. 337pp.

Syafiuddin, M., Zairin, J.R., Jusadi, D., Charman, O., Affandi, R., Trijuno, D.D., & Mutmainna. (2008). Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Ovari Kuda Laut (Hippocampus barbouri) dalam Wadah Budidaya. Torani: Journal of Fisheries and Marine Science. 18(1): 81-86.

Syafiuddin. (2010). Studi Aspek Fisiologi Reproduksi: Perkembangan Ovari dan Pemijahan Kuda Laut (Hippocampus barbouri) dalam Wadah Budidaya. [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ulfah, F., Afrizal, & Pratomo, A. (2018). Sustainability of Seahorses: Lesson Learned of Local Wisdom from Bintan Island, Riau Island Province. E3S Web of Conferences. 47: 07001. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20184707001

Wibawa, I.G.N.A., & Luthfi, O.M. (2017). Kualitas air pada ekosistem terumbu karang di Selat Sempu, Sendang Biru, Malang. Jurnal Segara. 13(1): 25-35. https://doi.org/10.15578/segara.v13i1.6420

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-05-31

Cara Mengutip

Maulidina, A., Alsha, S. A., Billa, N. S., Ompsunggu, P. J. B., Kurnianto, A., & Apriadi, T. (2024). Kelimpahan Kuda Laut serta Hubungannya dengan Kerapatan Sargassum sp. dan Kelimpahan Copepoda di Perairan Desa Sebong Pereh, Kabupaten Bintan. Akuatiklestari, 7(2), 98–106. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v7i2.6347