Tingkat Penetasan Penyu Hijau di Pulau Pandan Kawasan Konservasi Pulau Pieh, Sumatera Barat

Penulis

  • Andriyatno Hanif Program Pasca Sarjana Sumberdaya Perairan, Pesisir, dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25134; & Loka KKPN Pekanbaru, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pekanbaru, Riau, Indonesia 28282
  • Harfiandri Damanhuri Program Pasca Sarjana Sumberdaya Perairan, Pesisir, dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25134
  • Suparno Suparno Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25134
  • Mohd Uzair Rusli Institute of Oceanography and Environment (INOS), Universiti Malaysia Terengganu, Kuala Terengganu, Malaysia 21300

DOI:

https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v6i1.4696

Kata Kunci:

Morfometrik, Penetasan, Penyu, Pulau Pandan, Konservasi

Abstrak

Kajian penelitian tingkat penetasan penyu dilakukan di Pulau Pandan, Kawasan Konservasi Pulau Pieh. Tujuan kajian untuk melihat faktor mempengaruhi keberhasilan penetasan sarang semi alami, dan melihat capaian optimal tingkat penetasan. Penelitian dilaksanakan bulan Januari – Juni 2022 dengan mengkoleksi data jumlah telur, morfometrik, kedalaman sarang, dan lama waktu inkubasi, serta data sekunder. Metode penelitian secara kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil analisis korelasi antara jumlah telur dengan panjang karapas didapati hubungan positif dengan kategori rendah (r=0,215, t=2,253, df=26, p=0,033), sedangkan jumlah telur dengan kedalaman sarang memiliki hubungan negatif dengan kategori sangat rendah (r=0,154, t=1,684, df=26, p=0,104), sementara pengaruh panjang karapas, kedalaman sarang secara bersamaan terhadap jumlah telur didapati nilai R2 = 29,2%. penyu hijau memiliki telur tebanyak; 131 butir, dan jumlah telur sedikit; 29 butir, dengan rata-rata jumlah telur; 93,86 butir. Korelasi tingkat penetasan dengan kedalaman sarang didapati hubungan positif (r=0,019, t=2,324, df=367, p=0,021), tingkat penetasan dengan masa inkubasi hubungan posistif dengan kategori sangat rendah (r = 0,021, t=2,520, df=367, p=0,012), dan pengaruh bersamaan didapati nilai R2 = 3,6%. Tingkat penetasan telur penyu berada pada kondisi optimum ditemukan angka rata-rata; 86,67%, penyu mendarat dan bertelur dominan ukuran dewasa dengan nilai rata-rata panjang karapas; 97,10 cm, serta lama inkubasi pada rentang; 45-58 hari.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

IUCN Red List of Threatened Species - Extinction crisis escalates. (2007). Biodiversity, 8(3), 17–26. https://doi.org/10.1080/14888386.2007.9712825

Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

Aswandi, W. (2019). Tingkat Kedalaman Sarang Yang Berbeda terhadap Daya Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pulau Pandan KKPN TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya. [Skripsi]. Universitas Bung Hatta. Padang.

Barrios-Garrido, H., Shimada, T., Diedrich, A., & Hamann, M. (2020). Conservation and Enforcement Capacity index (CECi): Integrating human development, economy, and marine turtle status. Journal of Environmental Management, 262(February), 110311. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.110311

Damanhuri, H. (2017). Bioekologi Konservasi Penyu Hijau (Chelonia mydas Linnaeus, 1758) Pada Pulau- Pulau Kecil Kawasan Konservasi Laut(KKL), Sumatera Barat. [Disertasi]. Universitas Andalas. Padang.

Dermawan, , A. Nuitja, I. N. S., Soedarma, D., Halim, M. H., Kusrini, M. D., Lubis, S. B., Alhanif, R., Khazali, M., Murdiah, M., Wahjuhardini, P. L., Setiabudiningsih., & Mashar, A. (2009). Pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta : 123 hal.

Edwards, R. C., Godley, B. J., & Nuno, A. (2020). Exploring connections among the multiple outputs and outcomes emerging from 25 years of sea turtle conservation in Northern Cyprus. Journal for Nature Conservation. 55(May 2019), 125816. https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125816

Ennen, J. R., Agha, M., Sweat, S. C., Matamoros, W. A., Lovich, J. E., Rhodin, A. G. J., Iverson, J. B., & Hoagstrom, C. W. (2020). Turtle biogeography: Global regionalization and conservation priorities. Biological Conservation. 241(May), 108323. https://doi.org/10.1016/j.biocon.2019.108323

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19. Badan Penerbit UNDIP.

Hamann, M., Godfrey, M. H., Seminoff, J. A., Arthur, K., Barata, P. C. R., Bjorndal, K. A., Bolten, A. B., Broderick, A. C., Campbell, L. M., Carreras, C., Casale, P., Chaloupka, M., Chan, S. K. F., Coyne, M. S., Crowder, L. B., Diez, C. E., Dutton, P. H., Epperly, S. P., Fitz Simmons, N. N., … Godley, B. J. (2010). Global research priorities for sea turtles: Informing management and conservation in the 21st century. Endangered Species Research. 11(3): 245–269. https://doi.org/10.3354/esr00279

Ibrahim, A., Djumanto, D., & Probosunu, N. (2016). Sebaran Lokasi Peneluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pulau Sangalaki Kepulauan Derawan Kabupaten Berau. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 18(2): 39-46. https://doi.org/10.22146/jfs.26214

LKKPN Pekanbaru. (2016). Model Wisata TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya.Pekanbaru.

LKKPN Pekanbaru. (2018). Laporan Monitoring Penyu LKKPN Pekanbaru. Pekanbaru.

LKKPN Pekanbaru. (2019). Laporan Monitoring Penyu Pekanbaru. Pekanbaru.

LKKPN Pekanbaru. (2020). Laporan Monitoring Penyu LKKPN Peanbaru. Pekanbaru.

LKKPN Pekanbaru. (2021). Laporan Monitoring Penyu LKKPN Pekanbaru. Pekanbaru.

Martins, S., Ferreira-Veiga, N., Rodrigues, Z., Querido, A., de Santos Loureiro, N., Freire, K., Abella, E., Oujo, C., & Marco, A. (2021). Hatchery efficiency as a conservation tool in threatened sea turtle rookeries with high embryonic mortality. Ocean and Coastal Management. 212(July). https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2021.105807.

Miller, S., Derenne, A., Ellis-Felege, S., & Rhen, T. (2020). Incubation temperature and satiety influence general locomotor and exploratory behaviors in the common snapping turtle (Chelydra serpentina). Physiology and Behavior. 220(February), 112875. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2020.112875

Putera, A.A.R., Sulmatiwi, L., & Tjahyaningsih. (2015). Pengaruh Kedalaman Sarang Penetasan Penyu Hijau (Chelonia mydas) terhadap Masa Inkubasi dan Persentase Keberhasilan Penetasan di Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 7(2): 9-25.

Purwanasari, H. N. (2006). Beberapa Karakteristik Reproduksi Penyu Hijau di Pantai Peneluran Sukomade, Taman Nasional Meru Betiri. [Tesis]. Universitas Udayana. Bali.

Rudiana, E., Ismunarti, D. H., Nirwani, S., Ilmu, J., Fakultas, K., & Kelautan, I. (2004). Tingkat Keberhasilan Penetasan dan Masa Inkubasi Telur Penyu Hijau, Chelonia mydas L pada Perbedaan Waktu Pemindahan. Ilmu Kelautan - Indonesian Journal of Marine Sciences. 9(4): 200–205.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Sujarweni, V. W. (2014). SPSS untuk Penelitian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Tilley, D., Ball, S., Ellick, J., Godley, B. J., Weber, N., Weber, S. B., & Broderick, A. C. (2019). No evidence of fine scale thermal adaptation in green turtles. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 514–515(November 2018), 110–117. https://doi.org/10.1016/j.jembe.2019.04.001

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-11-30

Cara Mengutip

Hanif, A., Damanhuri, H. ., Suparno, S., & Rusli, M. U. . (2022). Tingkat Penetasan Penyu Hijau di Pulau Pandan Kawasan Konservasi Pulau Pieh, Sumatera Barat. Akuatiklestari, 6(1), 1–9. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v6i1.4696