Asosiasi Makrozoobentos pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Pengujan Kabupaten Bintan

Penulis

  • Hardiyanti Sukmana Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Susiana Susiana Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Aditya Hikmat Nugraha Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111

DOI:

https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v6i.4059

Kata Kunci:

Makrozoobentos, Lamun, Desa Pengujan, Bintan

Abstrak

Makrozoobentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat), baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi makrozoobentos yang terdapat pada ekosistem padang lamun di Perairan Desa Pengujan Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2021. Metode penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di Perairan Desa Pengujan terdiri atas; Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis. Kerapatan tergolong berbeda di setiap stasiun. Stasiun satu memiliki nilai kerapatan lamun total tertinggi termasuk dalam kategori sangat rapat, sedangkan stasiun tiga nilai kerapatan lamun total terendah termasuk dalam kategori rapat. Nilai Tutupan lamun tertinggi terdapat pada stasiun satu termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai tutupan lamun yang rendah terdapat pada stasiun tiga termasuk dalam kategorikan sedang. Kepadatan makrozoobentos tertinggi terdapat pada stasiun dua sebesar 64 ind/m2. Makrozoobentos yang ditemukan terdiri dari 11 jenis. Makrozoobentos yang paling banyak ditemukan di Perairan Desa Pengujan adalah jenis Archaster sp. Adanya hubungan antara kerapatan lamun dengan kepadatan makrozoobentos di Perairan Desa Pengujan yang membuktikan bahwa kerapatan lamun juga memengaruhi kepadatan makrozoobentos.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Arthana, I.W. (2012). Jenis dan Kepadatan Padang Lamun di Pantai Sanur Bali. Jurnal Lingkungan Bumi Lestari, 5(2): 2527-6158

Bengen, D.G. (2000). Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Laut. IPB. Bogor. 88 hlm.

Brower, J., Zar, J., Ende, C.V., & Kane, K. (1990). Field and Laboratory Methods for General Ecology. Edisi ke-3. America: Wm. C. Brown Publishers.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanasius: Yogyakarta.

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta.

Fauzyah, I.M. (2004). Struktur Komunitas Padang Lamun di Pantai Batu Jimbar Sanur. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gacia, E., Duarte, M.C., & Middelburg, J.J. (2002). Carbon and Nutrient Deposition in a Mediterranean Seagrass (Posidonia oceanica) Meadow. Limnol. Oceanogr, 47(1): 23-32.

Gosari, B,A,J., & Haris, A. (2012). Studi Kerapatan dan Tutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 22(3): 156-162.

Indrawan, G.S., Yusup, D.S., & Ulihuha, D. (2016). Asosiasi Makrozoobentos pada Padang Lamun di Pantai Merta Segara Sanur, Bali. Jurnal Biologi, 20(1): 11-16.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004 Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Nasution, S., Rifardi, & Eryanhuri. (1995). Komposisi dan Keanekaragaman Makrozoobentos Pantai Tanjung Jering Pulau Rupat, Riau. [Laporan Penelitian]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 45 hal.

Nybakken, J.W. (1992). Biologi Laut Suatu Pedakatan Ekologis. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. 480 Hal.

Nugraha, A,H., Endang, S.S., Indra, J., & Mujizat, K. (2019). Struktur Ekosistem Lamun di Desa Teluk Bakau, Pesisir Bintan Timur-Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 8(2):87-96.

Odum, E.P. (1993). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University Press. Jogjakarta. H. 134-162

Patang, F. (2012). Makrozoobentos yang Bernilai Ekonomis di Pesisir Pantai Lamaru Balikpapan. Jurnal Mulawarman Scientific, 11(2):229-235

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H., & Azkab, M.H. (2014). Panduan Monitoring Padang Lamun. Jakarta. Hlm 37.

Sloan, N.A. (1981). Aspect of The Feeding Biology of Asteroids. Oseanografi. Marine Biology.Ann.

Silalahi, J.M. (2011). Komposisi, Kelimpahan dan Penyebaran Makrozoobenthos di Situ Baru Ciburu, Jakarta Timur. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. 61 hlm.

Sun, Q., & Zhang, S. (2014). A new species of Cerithium (Gastropoda Cerithidae) from the South China Sea. J. of Oceanology and Limnology, 32(5): 1118-1122.

Wijayanti, H. (2007). Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrozoobentos. Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai. [Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-04-28

Cara Mengutip

Sukmana, H., Susiana, S., & Nugraha, A. H. (2023). Asosiasi Makrozoobentos pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Pengujan Kabupaten Bintan. Akuatiklestari, 6, 151–158. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v6i.4059