Struktur Komunitas dan Sebaran Bintang Laut di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan
DOI:
https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v3i1.973Keywords:
Bintan, bintang laut, struktur komunitasAbstract
Penelitian mengenai, Struktur Komunitas dan Sebaran Bintang Laut telah dilakukan di perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui jenis-jenis kepadatan dan struktur komunitas serta pola sebaran bintang laut di perairan Desa Pengudang. Penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling sebanyak 30 titik menggunakan transek 1 x 1 m untuk kepadatan bintang laut. Hasil penelitian ditemukan dua spesies bintang laut yaitu dengan nilai kepadatan Archaster typicus 1,53 ind/m2, Protoreaster nodosus 0,16 ind/m2. Nilai keanekaragaman didapat dengan nilai 0,321, dan keseragaman didapat dengan nilai 0,463 serta dominansi dengan nilai 0,823. Bentuk pola sebaran di perairan Desa Pengudang memiliki bentuk mengelompok. Kondisi perairan di Desa Pengudang tergolong baik sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut(KepMen LH No.200 Tahun 2004). Analisis substrat diperairan Desa Pengudang terdiri dari pasir kerikil. Komposisi pasir lebih besar yaitu 97,3% merupakan tempat habitatnya jenis bintang laut Archaster typius yang lebih sering di jumpai pada tipe substrat pasir halus yang lebih dominan di sekitaran padang lamun Desa Pengudang
Downloads
References
Fachrul, M,F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
Fitriana, N. (2010). Inventarisasi Bintang Laut (Echinodermata: Asteroidea) di Pantai Pulau Pari, Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu. Faktor Exacta. 3(2): 167-174.
Hartati, R., Meirawati, E., Redjeki, S., Riniatsih, I., & Mahendrajaya, R.T. (2018). Jenis-jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea: Echinodermata) di Perairan Pulau Cilik, Kepulauan Karimun Jawa. Jurnal Kelautan Tropis. 21(1): 41-48.
Jumaidi, I.F., Syafruddin, N., & Efriyeldi. (2015). Diversity of Gastropods at Intertidal Zone of Pengudang Village Bintan District. Jurnal Online Mahasiswa Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2(2): 1-10.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.
Lariman. (2011). Keanekaragaman Filum Echinodermata di pulau beras basah kota Bintang Kalimantan Timur. Mulawarman Scientifie. 10(2): 207-218.
Loya, Y. (1978). Plotless and transect methods, In: Stoddard, D.R., and R.E. Johannes (eds.). Coral reef research methods. (UNESCO). Paris: 22-32pp.
Pirzan, A.M., & Pong-Masak, P.R. (2008). Hubungan Keragaman Fitoplankton dengan Kualitas Air di Pulau Bauluang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Biodiversitas. 9(3): 217-221.
Pratama, R.R. (2013). Analisis Tingkat Kepadatan dan Pola Persebaran Populasi Siput Laut Gonggong (Strombus canaruim) di Perairan Pesisir Pulau Dompak, [Skripsi], Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Purwati, P., & Arbi, U.Y. (2012). Karakter Morfologi Bintang Laut Untuk Identifikasi. Oseana, 37(1): 1-9.
Sachlan, M. (1982). Planktonologi Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro. Semarang Shepard, E.D. 1954. Nomenclature Based on Sand Silt Clay Ratios. Petrology. 20(24): 151-158.
Sari, D.P., Lestari, F., & Kurniawan, D. (2018). Hubungan Kerapatan Lamun Dengan Kepadatan Bivalvia di Perairan Desa Pengudang. Repository UMRAH.
Supono, & Arbi, U.Y. (2012). Kelimpahan dan Keragaman Echinodermata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 4(1): 114-120.
Triana, R., Elfidasari, D., & Vimono, I.B. (2015). Identifikasi Echinodermata di Selatan Pulau Tikus Gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(3): 455-459.