Transplantasi Lamun Enhalus acoroides Menggunakan Metode Berbeda di Perairan Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan
DOI:
https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v3i1.954Keywords:
Transplantasi, Lamun, Enhalus acoroides, TERFs, Peat Pot (Polybag)Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pertumbuhan daun dan kelangsungan hidup lamun Enhalus acoroides dengan metode transplantasi berbeda. Penelitian ini dilakukan April hingga Desember 2018. Metode Transplantasi yang digunakan TERFs, Plug, dan Peat Pot (Polybag). Pertumbuhan daun lamun E. acoroides pada lokasi dengan metode TERFs memiliki pertumbuhan daun rata-rata 0,48±0,02 cm/hari, pada metode penanaman plug pertumbuhan daun lamun E. acoroides rata-rata yakni 0,44±0,01 cm/hari. Pada lokasi dengan metode Peat Pot (polybag) memiliki pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan 0,40±0,03 cm/hari. Kelangsungan hidup lamun E. acoroides untuk semua perlakuan berkisar antara 88,89% hingga 95% dengan persentase kelangsungan hidup tertinggi pada metode TERFs dan terendah pada metode Peat Pot (polybag). Metode TERFs memiliki laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tertinggi dibandingkan dengan dua metode lainnya, sehingga metode ini dianggap lebih efektif.
Downloads
References
Alie, K. (2010). Pertumbuhan dan Biomassa Lamun Thalassia hemprichii di Perairan Pulau Bone Batang, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Sains MIPA. 16(2): 105-110.
Ati, R.N.A., Kepel, T.L., & Kusumaningtyas. M.A. (2016). the Characteristics and Potential of Water to Support the Seagrass Abundance at Buyat and Ratatotok Bay Waters, North Sulawesi. Manusia dan Lingkungan. 32(3): 342-348.
Azkab, M.H. (1999). Pedoman Inventarisasi Lamun. Oseana. 24(1): 1-16.
Azkab, M.H. (2000). Struktur dan Fungsi pada Komunitas Lamun. Oseana. 25(1): 1 – 11.
Calumpong, H.P, & Fonseca, M.S. (2001). Seagrass Transplantasi and Other Seagrass Restoration Method. In F.T. Short dan R.G. Coles (ed), Global Research Seagrass Methods. Elsevier Science B.V, Amsterdam. Netherlands.
Febriyantoro, Riniatsih, I., & Endrawati, H., (2013). Rekayasa Teknologi Transplantasi Lamun (Enhalus acoroides) di Kawasan Padang Lamun Perairan Prawean Bandengan Jepara. Penelitian Kelautan. 1(1): 1-10.
Harniati. N, Karlina. I, & Irawan. H. (2017). Laju Pertumbuhan Jenis Lamun Enhalus acoroides dengan Teknik Transplantasi Polybag dan Sprig Anchor pada Jumlah Tunas yang berbeda dalam Rimpang di Perairan Bintan. Intek Akuakultur. 1(1) : 15-26.
Hidayani, S., Apriadi, T., & Kurniawan, D. (2018). Copepoda sebagai Indikator Keberadaan Kuda Laut (Hippocampus sp.) di Perairan Desa Sebong Pereh, Bintan. Jurnal Akuatiklestari. 1(2): 32-37. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v1i2.2294
Jumniaty. S., (2013). Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Enhalus Acoroides yang di transplantasi dengan Metode Staple pada apo (Alat Pemecah Ombak) dan Tanpa Apo di Kabupaten Pangkep. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin Makassar.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut. Hal 1489-1498.
Kiswara, W. (1997). Pertumbuhan dan produksi Enhalus acoroides di Pulau Mapor, Kepulauan Riau. Prosiding III Seminar Nasional Biologi. Universitas Lampung.
Putri, P. I., Lestari, F., & Susiana, S. (2018). Potensi Sumberdaya Lamun sebagai Pencadangan Kawasan Konservasi di Perairan Beloreng, Tembeling, Kabupaten Bintan. Jurnal Akuatiklestari. 2(1): 14-21. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v2i1.2348
Rahman, A.A., Nur. A.I., & Ramli, M. (2016). Studi Laju Pertumbuhan Lamun (Enhalus acoroides) di Perairan Pantai Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Sapa Laut. 1(1): 10-16.
Riniatsih, I., & Endrawati, H. (2013). Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis Cymodocea rotundata di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Buletin Oseanografi Marina. 2(1): 34-40.
Ristiati, N., Ruswahyuni, & Suryati. (2014). The Relation of Abundance Epifauna in Different Seagrass Beds Density at Pancuran Belakang Karimunjawa Island, Jepara. Jurnal Maquares. 3(4): 34-40.
Riswandi, A.D., Melani, R.M., & Putra, R.D. (2016). Kajian Tutupan Lamun Berdasarkan Jenis Substrat di Perairan Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong. Repository UMRAH.
Rugebregt, M.J. (2015). Ekosistem Lamun di Kawasan Pesisir Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku, Indonesia. Widyariset. 1(1): 79-86.
Setiawan, D., Riniatsih, I., & Yudiati, E. (2013). Kajian Hubungan Fosfat Air dan Fosfat Sedimen Terhadap Pertumbuhan Lamun Thalassia hemprichii di Perairan Teluk Awur dan Pulau Panjang Jepara. Jurnal Marine Research. 2(2): 39-44.
Takaendengan, K., & Azkab, M.H. (2010). Struktur Komunitas Lamun di Pulau Talise, Sulawesi Utara. Oseanografi dan Limnologi di Indonesia. 36(1): 85-95.
Tasabaramo, I.A., Kawaroe, M., & Rappe, R.A. (2015). Laju Pertumbuhan, Penutupan, dan Tingkat Kelangsungan Hidup Enhalus acoroides yang di Transplantasi Secara Monospesies dan Multispesies. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 7(2): 757-770.
Tishmawati, N.C., Suryanti., & Ain, C. (2014). Hubungan Kerapatan Lamun (Seagrass) dengan Kelimpahan Syngnathidae di Pulau Panggang Kepulauan Seribu. Jurnal Maquares. 3(4): 147-153.
Yulianti, N., Melani, R.M., & Azizah, D. (2016). Pertumbuhan dan Produksi Biomassa Daun Enhalus acoroides pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Sebong Pereh, Bintan. Repository UMRAH.