Identifikasi Nilai Etnosains pada Kearifan Lokal Berkarang dan Menyondong Ikan Pada Masyarakat Pesisir Bintan

Authors

  • Bony Irawan Pendidikan Biologi FKIP UMRAH
  • Erda Muhartati

DOI:

https://doi.org/10.31629/ph.v3i1.1595

Keywords:

Ethnoscience, Berkarang, Menyondong, Bintan, Local wisdom, Kearifan lokal

Abstract

ABSTRACT: This studi aimed to identify ethnoscience value contained in traditional activity of coastal society in Bintan called menyondong and berkarang. Menyondong is an activity to catch fish and sea produces by using handheld net (tangguk). Menyondong is usually performed late at afternoon until dusk or maghrib by walking in the shallow water along a parallel line to the coastline. Berkarang is an activity to collect the sea produces stranded in the intertidal area during the time of low tide. Both activity has an economic value as well as as ethnoscience value behind it. This ethnographic study is conducted through series of observations in popular spots for berkarang. Additional data were acquired through interviews.  The study concluded that there are ethnoscience values contained in menyondong and berkarang, such as local names and understandings about the species collected, in the form of procedures followed in these activities, and in the knowledge timing to conduct the activities.

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai etnosains dalam aktivitas menyondong dan berkarang. Menyondong adalah kegiatan menangkap ikan dan hasil laut lain dengan menggunakan tangguk besar. Menyondong biasanya dilakukan di sore hari sampai maghrib dengan berjalan di air dangkal di sepanjang garis pantai. Berkarang adalah kegiatan mengumpulkan hasil-hasil laut yang tertinggal di daerah pasang-surut pada saat keadaan surut. Dua kegiatan ini adalah kegiatan yang sering dilakukan di kalangan masyarakat pesisir di Pulau Bintan. Kegiatan ini memiliki nilai ekonomi dan budaya serta berpotensi memiliki kandungan nilai etnosains. Studi etnografi ini dilakukan melalui rangkaian pengamatan di beberapa tempat menyondong dan berkarang yang populer. Data tambahan diperoleh melalui wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai etnosains dalam aktivitas berkarang dan menyondong ikan. Nilai etnosains yang teridentifikasi antara lain dalam bentuk nama dan pengetahuan lokal terhadap hasil-hasil laut, dalam bentuk prosedur pelaksanaan aktivitas untuk meningkatkan hasil tangkapan, dan pemahaman akan pilihan waktu pelaksanaan yang disesuaikan dengan pasang-surut air laut.

References

Aikenhead, G & O.J. Jegede (1999). Cross-Cultural Science Education: A Cognitive Explanation of a Cultural Phenomenon. Joumal of Research in Science Teaching. Vol 36, pp. 269-287.

Anderson L.W., dan Krathwol, D.R.., 2010. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman

Arifin, Zainal. 2012.Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

BPS. 2018. Demografi Provinsi Kepulauan Riau. Diakses 29 Juli 2018. (www.bps.go.id)

Chou, Cynthia. 2008. Research Trends on Southeast Asian Sea Nomads . Indonesian Circle 67 (Nov 2008)

Cobern,W.W.&Aikenhead,G.S. (1996). Cultural Aspects of Learning Science.SLCSP Working paper #121.http://www.wmich.edu/slcsp.121.htmlJune 2002

Henrietta L. Moore, 1998. Feminisme Dan Antropologi (Penerjemah: Tim Proyek Studi Jender dan Pembangunan FISIP UI). Jakarta: Penerbit Obor.

Ifediora et. al., 2017. Perception and Patronage of Foreign Value in Developin Countries. International Journal of Economics and Management Vol. V Issue 12 2017. UK

Irawan. Bony. 2018. Framework Literasi Kelautan Sebagai Acuan Pembelajaran Sains di Negara Maritim. Pedagogi ahayati, Vol 2 No 1 Tahun 2018. (www.ojs.umrah.ac.id/index.php/pedagogihayati ) (DOI : https://doi.org/10.31629/ph.v2i1.413 )

Irawan, Bony. 2017. Profil Literasi Kelautan Mahasiswa Kepulauan Riau. Jurnal KIPRAH Vol VI. No. 1 2017. UMRAH Press.

Irawan, Bony. (2016). Buku Ajar Biologi Laut. Tanjungpinang: UMRAH Press

Moore, Henrietta L., 1998. Feminisme Dan Antropologi (Penerjemah: Tim Proyek Studi Jender dan Pembangunan FISIP UI). Jakarta: Penerbit Obor.

Malik, A. 2017. Indeks Budi Pekerti Pribadi Dalam Karya Raja Ali Haji. Jurnal KIPRAH Vol 5. No.2 Tahun 2017. Indonesia. (ojs.umrah.ac.id/kiprah)

Marnelly, Romi T., 2017. The Local Wisdom of Malay Society of Coastal Area in Using Natural Resource. Proceeding, AASIC Conference 2017

OECD. 2016. “PISA (Programme for International Assessment).†Diakses pada 10 Agustus 2018 (http://www.oecd.org/pisa/aboutpisa/)

Ogawa,M. (2002). Science as the Culture of Scientist: How to Cope with Scientism http://sce6938-01.fsll.edu/ogawa.html.

Stanley,W.B& N.W. Brickhouse. (2001). The Multicultural Question Revisited. Science Education.Vol 85 (I).Pp.35-48.

Zais, Robert. S. 2008. Curriculum Principles and Foundations . New York: Harper and Row Publisher

Downloads

Published

2019-11-12