Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning, Wortel dan Ubi Jalar Ungu Pada Pakan Pelet Komersial Terhadap Kecerahan Warna Ikan Badut Premnas biaculeatus

Authors

  • Ricko Rachmad Nor Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Henky Irawan Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Tri Yulianto Universitas Maritim Raja Ali Haji

DOI:

https://doi.org/10.31629/intek.v7i1.5549

Keywords:

premnas biaculeatus, kecerahan warna, pakan

Abstract

Ikan badut Premnas biaculeatus hasil biakan atau budidaya cenderung mengalami degeneratif warna atau memiliki warna tubuh yang pudar tidak seperti habitat alami. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerahan warna ikan badut melalui penambahan tepung buah yang mengandung ?-karoten pada pakan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4  perlakuan 5 ulangan. Pemberian pakan ikan badut dengan Kontrol (tanpa penambahan tepung), perlakuan A (tepung labu kuning) B (tepung wortel) dan C (tepung ubi jalar ungu) dengan dosis masing-masing 15% (15g/100g pakan). Ikan yang digunakan berukuran panjang dan berat masing-masing  ± 3 cm dan ± 0,5 g. Padat tebar 1 ekor/soliter dan jumlah ikan 20 ekor. Parameter perubahan warna badan merah menunjukkan hasil yang terbaik pada perlakuan B (tepung wortel 15%) dengan nilai R (-14,1± 4,1), G (-16,1±3,8) dan B (-9,3± 5,8). Parameter perubahan warna badan putih diperoleh perlakuan terbaik pada kontrol (tanpa penambahan tepung) dengan nilai R (28,3±0,8), G (34,5±3,1) dan B (28,5±1,0). Parameter laju pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak terbaik terdapat pada perlakuan B (tepung wortel 15%) dengan nilai berturut-turut adalah (0,324±0,01) dan (0,64±0,05). Parameter tingkat kelangsungan hidup mendapatkan nilai (100±0,00).

Downloads

Download data is not yet available.

Additional Files

Published

2023-06-09

How to Cite

Rachmad Nor, R. ., Irawan, H. ., & Yulianto, T. . (2023). Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning, Wortel dan Ubi Jalar Ungu Pada Pakan Pelet Komersial Terhadap Kecerahan Warna Ikan Badut Premnas biaculeatus . Jurnal Intek Akuakultur, 7(1), 69–81. https://doi.org/10.31629/intek.v7i1.5549

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>