Kualitas Perairan pada Kolam Tailing Pasca Tambang Bauksit di Senggarang Kota Tanjungpinang

Authors

  • Wahyuning Pratiwi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111
  • Winny Retna Melani Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111 https://orcid.org/0000-0002-5720-2258
  • Tri Apriadi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia 29111

DOI:

https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v3i2.988

Keywords:

Bauksit, Fitoplankton, Kualitas Air, Tanjungpinang, Tailing

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air kolam tailing pasca tambang bauksit, struktur komunitas fitoplankton dan untuk mengetahui keterkaitan antara parameter fisika-kimia perairan dan kelimpahan fitoplankton di Senggarang Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan dengan  metode survey di lapangan dan analisis di laboratorium. Penentuan titik sampling dilakukan secara random sampling yaitu dengan menentukan 14 titik sampling yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan kolam pasca tambang bauksit memiliki kondisi air yang asam dengan nilai pH berkisar antara 3-4 dan BOD yang tinggi. Kelimpahan fitoplankton berkisar 1.178-3.008 sel/L. Keanekaragaman yang rendah, keseragaman yang sedang serta rendahnya dominansi menunjukkan masih ada tekanan ekologis di perairan. Keterkaitan kelimpahan fitoplankton dengan parameter fisika-kimia perairan dari hasil pengelompokan titik sampling tiap kolam ditujukan pada kolam 1 memiliki keterkaitan, sedangkan pada kolam 2, 3 dan 4 tidak memiliki keterkaitan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

(APHA) American Public Health Association. (1989). Standard Method for the Examination of water and wastewater. American Public Health Association (APHA). American Water Works Association (AWWA) and Water Pollution Control Federation (WPCF). 17th ed. Washington. 1193 hal.

Apriadi, T., Pratama, G., Arpas, H.D., & Ashari, I.H. (2017). Struktur Komunitas Fitoplankton pada Daerah Pascatambang Bauksit dan Lahan Basah Alami di Pulau Bintan. Jurnal Akuatiklestari. 1(1): 14-20. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v1i1.2355

Apriadi, T., & Ashari, I.H. (2018). Struktur Komunitas Fitoplankton pada Kolam Pengendapan Limbah Tailing Bauksit di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal. 35(3): 145-152.

Ariyani D., Syam R., Utami U.B.L., & Nirtha R.I. (2014). Kajian Absorpsi Logam Fe dan Mn oleh Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis) pada Air Asam Tambang secara Fitoremediasi. Sains dan Terapan Kimia. 8(2): 87-93.

Asriani, E. (2014). Determinasi Nilai pH untuk Memprediksi Kualitas Perairan pada Kolong Pasca Tambang Timah di Pulau Bangka. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan. 8(1): 1-5.

Bwapwa, J.K., Jaiyeola A.T., & Chetty R. (2017). Bioremediation of Acid Mine Drainage Using Algae Strains: A Riview South African. Journal of Chemical Engeneering. (24): 60-70.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 98 hal.

Geel, B.V., & Hammen, V.D. (1978). Zygnematophyceae in Quaternary Colombian Sediments. Review of Paleobotany and Palynology. 25: 377-392.

Graham, J.M., Arancibia-Avila, .P., & Graham, L.E. (1996). Physiological Ecology of a Spesies of the Filamentous Green Alga Mougeotia Under Acidic Conditions: Light and Temperature Effect on Photosynthesis and Respiration. Limnology and Oceanography. 41(2): 253-262.

Haryoko, I., Melani, W.R., & Apriadi, T. (2018). Eksistensi Bacillariophyceae dan Chlorophyceae di Perairan Sei Timun Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Jurnal Akuatiklestari. 1(2): 1-7. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v1i2.2287

Irawan, S.N., I Mahyudin, F Razie., & Susilawati. (2016). Kajian Penggulangan Air Asam Tambang pada Salah Satu Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pertambangan di Sesa Lemo, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Enviro Scientae. 12(1): 50-59.

Medinawati. (2010). Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Laguna Desa Tolongano Kecamatan Banawa Selatan. Media Litbang Sulawesi Tengah. Media Litbang Sulteng. 3(2): 119 -123.

Meirinawati, H., & Muchtar, M. (2017). Fluktuasi nitrat, fosfat dan silikat di Perairan pulau Bintan. Jurnal Segara. 13(3): 141-148.

Meyzilia, A. (2018). Pemanfaatan air kolong bekas tambang timah sebagai penambah sumber air tanah menggunakan lubang kompos di Bangka Belitubg. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 27(1): 22-30.

Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Prescott,G,W. (1954). How to Know The Fresh-Water Algae. WM. C. Brown Company Publishing. U.S.A.

Puspita, L., Ratnawati E., Suryadiputra I.N.N., & Meutia, A.A. (2005). Lahan Basah Buatan di Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme. Bogor.

Sembiring, S. (2008). Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal Bekas Tambang Bauksit di Pulau Bintan, Riau. Info Hutan. 5(2): 123-134.

Wilhm, J.L., & Dorris, T.C. (1968). Species Diversity of Benthic Microorganism in a Steam Receiving Domestic and oil Revinery Effluents. Amer.Midl.Nat. 76: 427-779.

Xing, W., & Liu, G. (2011). Iron Biogeochemistry and Its Environmental Impacts in Freshwater Lake Fresenius. Environmental Bulletin. 20(6): 1339-1345.

Published

2020-05-30

How to Cite

Pratiwi, W., Melani, W. R., & Apriadi, T. (2020). Kualitas Perairan pada Kolam Tailing Pasca Tambang Bauksit di Senggarang Kota Tanjungpinang. Jurnal Akuatiklestari, 3(2), 11–20. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v3i2.988