Kelimpahan Ikan pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang
DOI:
https://doi.org/10.31629/apb7p893Keywords:
Hubungan, Ikan, Lamun, Komunitas, Pulau TerkulaiAbstract
Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan merupakan daerah asuhan, sebagai tempat mencari makan, dan daerah untuk mencari perlindungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan relatif ikan di ekosistem padang lamun dan menganalisis hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Perairan Pulau Terkulai Kota Tanjungpinang. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan cara purposive sampling terbagi menjadi 4 stasiun yang terletak di bagian Barat, Utara, Timur, dan Selatan perairan Pulau Terkulai. Metode transek garis untuk pengambilan data lamun dan pengambilan data ikan dengan menggunakan jaring insang hanyut (gill net). Hasil penelitian mendapatkan total jumlah individu ikan sebanyak 74 individu terdiri dari 12 spesies, jenis ikan yang paling banyak ditemui setiap stasiun ialah Gerres oyena, Siganus javus dan Valamugil buchananii. Struktur komunitas ikan pada daerah padang lamun di perairan Pulau Terkulai menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) di stasiun 1,2,3 dan 4 pengamatan tergolong tinggi yang berarti tingkat kestabilan komunitas tinggi, nilai indeks keseragaman (E) yang diperoleh yaitu stasiun 1 sebesar 0,95, pada stasiun 2 diperoleh sebesar 0,94 Nilai ini mendekati 1 yang berarti bahwa jumlah individu di setiap spesies hampir sama stasiun 3 sebesar 0,69 dan stasiun 4 sebesar 0,48 nilai tersebut mendekati 0 yang berarti adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis. Nilai indeks domiansi (C) pada masing-masing stasiun tidak ada yang mendominasi. Kerapatan padang lamun Perairan Pulau Terkulai tertinggi ditemukan pada Stasiun I dan terendah ditemukan pada Stasiun III, dengan kondisi tutupan berada dalam kondisi sedang. Hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan di Perairan Pulau Terkulai ini memiliki hubungan positif antara kerapatan lamun dengan kelimpahan ikan dengan tingkat hubungan sangat kuat, yang berarti semakin tinggi kerapatan lamun maka keanekaragaman ikan semakin tinggi.
References
Adrim, M. (2006). Assosiasi Ikan di Padang Lamun. Jurnal Oseana. 31 (4): 1-7.
Allen, G.,Steene, R., Humann, P., & Deloach, N. (2003). Reef fish identification-Tropical Pacific. New World Publication, Inc. Florida, USA.
Amin, F., Kamal, M.M., & Taurusman, A.A. (2016). Struktur Komunitas dan Distribusi Spasial Juvenil Ikan pada Habitat Mangrove dan Lamun di Pulau Pramuka. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 8: 187- 199.
Azkab, M.H. (2006). Ada Apa Dengan Lamun. Jurnal Oseana. 31(3): 45-55.
Brower, J.E., Zar, J.H., & von Ende, C. (1990). Field and Laboratory Methods for General Ecology. WCB Publishers. Dubuque.
Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (1999). The Living marine Resources of the Western Central Pacific. Volume 4 : Bony fishes part 2 (Mugilidae to Carangidae). FAO Species Indentification Guide for Fishery Purposes. Food and Agriculture of the United Nations. Rome.
Eriawati, H., Lestari, F., & Kurniawan, D. (2019). Analisis Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai di Pulau Terkulai Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang. Jurnal Akuatiklestari. 2(2): 38-51. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v2i2.2364
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Fahruddin, M., Yulianda, F., & Setyobudianti, I., (2017). Kerapatan dan Penutupan Ekosistem Lamun di Pesisir Desa Bahoi, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 9(1): 375-383. https://doi.org/10.29244.jitkt.v9i1.17952
Fidayat, F., Lestari, F., & Nugraha, A. H. (2021). Keanekaragaman Spons pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Malang Rapat, Kabupaten Bintan. Jurnal Akuatiklestari. 4(2): 71-83. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v4i2.2469
Gillanders, B.M. (2006). Seagrasses, fish, and fisheries. In: Larkum, A.W.D., Orth, R.J. and Duarte, C.M., Eds., Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation, Springer, Berlin, 503-536.
Hasani, Q. (2022). Strategi dan Taktik Reproduksi Ikan, Hubungannya dengan Kondisi Lingkungan. AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Science. 1(2): 97-101. https://doi.org/10.32734/jafs.v1i2.9381
Hemminga, M.A. & Duarte, C.M. (2000). Seagrass Ecology. Cambridge University Press. New York.
Heriman, M. (2006). Struktur Komunitas Ikan yang Berasosiasi dengan Ekosistem Padang Lamun di Perairan Tanjung Merah, Sulawesi Utara. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hutomo, M., & Azkab, M.H. (1987). Peranan Lamun di Lingkungan Laut Dangkal. Jurnal Oseana. 1: 13-23.
Kawaroe, M., Nugraha, A.H., Juraij, & Tasabaramo, I.A. (2016). Seagrass bio-diversity at three marine ecoregionsof Indonesia: Sunda Shelf, SulawesiSea, and Banda Sea. Biodiversitas. 17(2): 585-591. https://doi.org/10.13057/biodiv/d170228
Krebs C. J. (1989). Ecological Methodology. HarperCollins Publisher, Inc. New York.
Kuiter, R.H., & Tonozuka, T. (2001). Indonesian Reef Fishes. Part 3. Jawfishes-Sunfishes. Zoo-netic, Melbourne. Australia. 123 p.
Kurniawan, T.D., Irawan, H., & Lestari, F. (201)6. Struktur Komunitas Siput Laut Gonggong di Perairan Pulau Terkulai Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjunpinang Kota, Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Repository UMRAH.
Latuconsina, H. (2011). Komposisi jenis dan struktur komunitas ikan padang lamun di perairan Pantai Lateri Teluk Ambon Dalam. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan. 4(1): 30-36. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.4.1.30-36
Latuconsina, H., Nessa, M.N., & Rappe, R.A. (2012). Komposisi Spesies dan Struktur Komunitas Ikan Padang Lamun di Perairan Tanjung Tiram – Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 4(1): 35-46.
Manik, N. (2007). Struktur komunitas ikan padang lamun Tanjung Merah Bitung. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 33: 81-95.
Manik, N. (2011). Struktur komunitas ikan di padang lamun Kecamatan Wori, Sulawesi Utara. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 37(1): 29-41.
Marasabessy, M.D. (2010). Sumber daya ikan di perairan padang lamun pulau-pulau Dera-wan Kalimantan Timur. Oseanologi dan Limnologi Indonesia. 36(2): 193-210.
Masrizal & Azhar. (2001). Kajian komunitas dan keanekaragaman jenis ikan pada ekosistem perairan sungai di Taman nasional Kerinci Siblat. Pusat Studi Lingkungan Hidup, UNAND Padang. Naskah Proposal yang diajukan kepada Yayasan KEHATI, Padang: 20 hlm.
Nagelkerken, I., Dorenbosch, M., Verberk, W.C.E.P., Cocheretde la Morinie`re, E. & van der Velde, G. (2000). Day-night shiftsof fishes between shallow-water biotopes of a Caribbean bay,with emphasis on the nocturnal feeding of Haemulidae and Lutjanidae. Marine Ecology Progress Series. 194: 55-64.
Nakamura, Y., Hirota, K., Shibuno, T., & Watanabe, Y. (2012). Variability in nurseryfunction oftropical seagrass bedsduring fish ontogeny: timing ofontogenetic habitat shift. Marine Biology. 159: 1305–1315.
Newmaster, A.F., Berg, K.J., Ragupathy, S., Palanisamy, M., Sambandan, K., & Newmaster, S.G. (2011). Local Knowledge and Conservation of Seagrass in The Tamil Nadu State of India. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. 7: 1-7. https://doi.org/10.1186/1746-4269-7-37
Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh Tjahjono Samingan. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Patty, S.I., & Rifai, H. (2013). Struktur komunitas padang lamun di perairan Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. 1(4): 177-186.
Peristiwady, T. (2006). Ikan-Ikan Laut Ekonomis Penting: Petunjuk Identifikasi. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta.
Peristiwady, T. (2009). Komunitas ikan di padang lamun Pulau-Pulau Derawan Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 1(4): 93-104.
Purnomo, H.K., Yusniawati, Y., Putrika, A., Handayani, W., & Yasman. (2017). Keanekaragaman spesies lamun pada beberapa ekosistem padang lamun di Kawasan Taman Nasional Bali Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 3(2): 236-240. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m030213
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H., & Azkab, M.H. (2014). Panduan Monitoring Padang Lamun. COREMAP CTI P2O LIPI. Jakarta.
Rappe, R.A. (2010). Sturktur Komunitas Ikan Padang Lamun yang berbeda di Pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 2(2): 62-73.
Riniatsih, I. (2016). Struktur komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di Perairan Jepara. Jurnal Kelautan Tropis. 19(1): 21-28. https://doi.org/10.14710/jkt.v19i1.596
Rosalina, D., Herawati, E.Y., Risjani, Y., & Musa, M. (2018). Keanekaragaman Spesies Lamun di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. EnviroScienteae. 14(1): 21-28. https://doi.org/10.20527/es.v14i1.4889
Saraswati, Solichin, A., Hartoko, A., & Suharti, S.R. (2016). Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Larva Ikan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Jakarta. Diponegoro Journal of Maquares. 5(3): 111-118.
Sari, R.M., Kurniawan, D., & Sabriyati, D. (2021). Kerapatan dan Pola Sebaran Lamun Berdasarkan Aktivitas Masyarakat di Perairan Pengujan Kabupaten Bintan. Journal of Marine Research. 10(4): 527-534. https://doi.org/10.14710/jmr.v10i4.31679
Setyobudiandi, I., Sulistino, Yulianda, F., Kusmana, C., Hariyadi, S., Damar, A., Sembiring, A., & Bahtiar. (2009). Sampling dan Analisis Data Perikanan dan Kelautan : Terapan Metode Pengambilan Contoh di Wilayah Pesisir dan Laut. FPIK IPB. Bogor.
Sichum, S., & Tantichodok, P. (2013). Diversity and Assemblage Patterns of Juvenile and Small Sized Fishes in the Nearshore Habitats of the Gulf of Thailand. The Raffles Bulletin of Zoology. 61(2): 795-809.
Suhud, M.A., Pratomo, A., & Yandri, F. (2012). Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pulau Nikoi. Repository Universitas Maritim Raja Ali Haji. (pp. 1–9)
Supriadi, Kaswadji, R.F., Bengen, D.G., & Hutomo, M. (2012). Produktivitas Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo Makassar. Jurnal Akuatika. 3(2): 159-168.
Syukur, A., Wardiatno, Y., Muchlis, I. & Kamal, M.M. (2014). Status Trofik Ikan yang Berasosiasi dengan Lamun (Seagrass) di Tanjung Luar Lombok Timur di Perairan Tanjung Luar Lombok Timur. Jurnal Biologi Tropis. 14(2): 162-170. https://doi.org/10.29303/jbt.v14i2.143
Syukur, A. (2016). Konservasi Lamun untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Perairan Pesisir Indonesia. Jurnal Biologi Tropis. 16(1): 56-58. https://doi.org/10.29303/jbt.v16i1.217
Tebaiy, Selvi, Yulianda, F., Fahrudin, A., & Muchsin, I. (2014). Struktur Komunitas Ikan Pada Habitat Lamun Di Teluk Youtefa Jayapura Papua. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 14(1): 49-65.
Triandiza, T. (2013). Diversitas ikan pada komunitas padang lamun di pesisir perairan pulau Kei Besar, Maluku Tenggara. Prosiding Semnas Sains & Teknologi V. LP Unlam. 666-677.
Walpole, R.E. (1992). Pengantar statistika edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarata: 515 hlm.
Yani, F.C., Susiana, & Nugraha, A.H., & Rochmady, 2024. Seagrass community structure in the waters of Terkulai Island, Tanjungpinang City. Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 8(1): 15-20. https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.8.1.15-20
Yunitha, A., Wardiatno, Y., & Yulianda, F. (2014). Diameter substrat dan jenis lamun di pesisir Bahoi Minahasa Utara: sebuah analisis korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(3): 130-135.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Khusnul Khatimah, Diana Azizah, Dedy Kurniawan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.