Analisis Perbandingan Performa Load Balancer Nginx Dan Haproxy Pada Docker
DOI:
https://doi.org/10.31629/sustainable.v11i1.4071Keywords:
Load Balancer, Nginx, Haporxy, DockerAbstract
Perkembangan teknologi komputer dan jaringan begitu pesat, seiring dengan itu meningkatnya permintaan akan kebutuhan informasi dalam internet menyebabkan jalannya beban traffic data Webserver semakin banyak akibat terlalu banyak request. Untuk mengimplemtasikan clustering pada webserver menggunakan metode loadbalancing agar beban traffic setiap masing-masing Webserver dapat berjalan dengan optimal. Algoritma Round Robin membagi rata setiap proses kepada Webserver. Implementasi Load Balancer Nginx dan Haporxy dilakukan secara virtualisasi container pada Docker. Docker merupaka aplikasi untuk memanagement resource pada server dan memudahkan saat mendeploy aplikasi. Hasil pengujian menunjukan bahwa Load Balancer Haporxy pada Docker dengan menggunakan algoritma Round Robin lebih baik dibandingkan dengan Load Balancer lainnya. Terbukti dari pengujian performa dari nilai rata-rata Throughput yang didapatkan 8418,6 KB/s dengan response rata-rata yang didapatkan sebesar 2.2 ms dengan rata-rata penggunaan CPU 42,0 % dan rata-rata penggunaan memory 0,4 % dari Load Balancer Haporxy pada Docker lebih stabil dibandingkan dengan Load Balancer lainnya. Pada koneksi yang pandat (ramai) serta ketersedian permintaan yang besar dapat di kerjakan dengan Load Balancer Haporxy pada Docker tanpa adanya error sedangkan di Load Balancer Nginx pada Docker terdapat rata-rata error sebesar 739,8 connection time out.