Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Dugong (Dugong dugon) sebagai Hewan Dilindungi melalui Pemantauan Dugong dan Habitatnya

Authors

  • Fadhliyah Idris Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Risandi Dwirama Putra Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Aditya Hikmat Nugraha Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Agung Dhamar Syakti Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Ita Karlina Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

DOI:

https://doi.org/10.31629/pkmmar.v5i1.2858

Keywords:

Dugong, Habitat, Pengudang.

Abstract

Seagrass is the only one flower-plant that can live under seawater, and most of its habitat is in shallow waters. One of the roles of seagrass is as a habitat for dugong marine mammals (Dugong dugon). Pengudang Village is one of the Bintan Island areas and suspected of being the dugong habitat. This is known from the widespread phenomenon of dugong stranding. There are still dugong fighting activities carried out by several Bintan people and marine tribal communities that indicate these animals’ existence. Community service activities were carried out to avoid dugong hunting. These activities were conducted in four stages. These services were expected to increase community awareness and habituation that shape coastal communities' character in protecting the seagrass ecosystem as the habitat for dugongs. Based on the results of community service, it shows that the community has recognized dugong as an animal protected, and the increasing of the knowledge level and awareness of children about dugong. 

References

Abdullah, N.N. & Nasionalita, K. (2018). Pengaruh sosialisasi terhadap pengetahuan pelajar mengenai hoax (Studi pada program diseminasi informasi melalui media jukrak di SMKN 1 Pangandaran). Channel, 6(1), 106-119.

Apriliani, I.M., Purba, N.P., Dewanti, L.P., Herawati, H., & Faizal, I. (2017). Aksi bersih pantai dalam rangka penanggulangan pencemaran pesisir di Pantai Pangandaran. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 77-80.

De Iongh, H.H., Langeveld, P., & Van der Wal, M. (1998). Movement and home ranges of dugongs around the Lease Islands, East Indonesia. Marine Ecology, 19 (3), 179-193.

Idris, F., Karlina, I., Herandarudewi, S.M.C., & Nugraha, A.H. (2020). Dugong’s presence confirmation in Bintan Island based on local ecological knowledge [komunikasi singkat]. AACL Bioflux, 13(2), 651-656.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan karakter: Solusi yang tepat membangun bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Juraij. (2016). Hubungan fungsional sebaran jenis lamun dengan kemunculan Dugong dugon di Pulau Bintan (Desa Pengudang dan Desa Busung) Kepulauan Riau [tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 27 hlm.

Rukminasari, N., Indar, Y.N., Sitepu, F., Parawansa, B.S., Suharto, Irmawati, Inaku, D.F., & Yaqin, K. (2016). Pengelolaan lingkungan pantai melalui pengembangan bank sampah sebagai upaya bersih pantai dan pemberian nilai tambah sampah daur ulang di Pantai Losari, Kota Makassar. Jurnal Panrita Abdi, 1(1), 67-75.

Downloads

Published

2022-08-17

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)