Pengaruh Ketebalan Media Fermentasi Ampas Tahu dan Padat Tebar terhadap Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex sp.)

Authors

  • Rezki Ramadhan Universitas Riau
  • Nuraini Nuraini Universitas Riau
  • Netti Aryani Universitas Riau
  • Benny Heltonika Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.31629/intek.v7i1.5496

Keywords:

Tubifex sp, Ketebalan Media, Padat Tebar, Pertumbuhan populasi, Pertumbuhan berat, Pertumbuhan Panjang

Abstract

Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra.

Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra.

Budidaya cacing sutra masih sangat minim, karena masih rendahnya hasil kulturnya.  Menggunakan media kultur yang tepat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media fermentasi dan padat tebar yang berbeda terhadap populasi, biomassa dan panjang cacing sutra (Tubifex sp.) yang dikultur pada media fermentasi ampas tahu, dilakukan 12 Februari – 9 April 2021 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama ketebalan media dengan tiga taraf masing-masing 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Faktor kedua padat tebar dengan empat taraf masing-masing 10g, 15g, 20g dan 25g, selain itu ada media kontrol (K) berupa lumpur kolam, sehingga diperoleh 15 taraf perlakuan. Setiap perlakuan menggunakan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan optimal populasi cacing 9971±72,84 individu, pertumbuhan biomassa 77.56±1,05 g, pertambahan panjang 2.60±0,09 cm (P12, kultur cacing sutra menggunakan media fermentasi ampas tahu dengan ketebalan 2,0 cm dan padat tebar 20 g), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P1 kultur cacing sutra menggunakan media lumpur kolam dengan ketebalan 2,0 cm padat tebar 10 gram). Berdasarkan hasil uji Analisis Variansi (ANAVA) faktor ketebalan media dan padat tebar, serta kombinasi kedua faktor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi (individu), biomassa (gram) dan panjang (cm) cacing sutera (Tubifex sp.) (P < 0,05). esimpulan penelitian ini adalah dengan media fermentasi ampas tahu 2 cm dan padat tebar 20 g merupakan titik optimum kultur cacing sutra.

Downloads

Download data is not yet available.

Additional Files

Published

2023-05-07 — Updated on 2023-06-08

Versions

How to Cite

Ramadhan, R. ., Nuraini, N., Aryani, N. . ., & Heltonika, B. (2023). Pengaruh Ketebalan Media Fermentasi Ampas Tahu dan Padat Tebar terhadap Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex sp.). Jurnal Intek Akuakultur, 7(1), 20–30. https://doi.org/10.31629/intek.v7i1.5496 (Original work published May 7, 2023)